65 Tahun UNAIR, Cak Nun: Kampus Harus Punya Tujuan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Rektor UNAIR Prof. Nasih bersama Cak Nun saat kegiatan sinau bareng di Aula Garuda Mukti. (Foto: M. Alif Fauzan)

UNAIR NEWS – Dalam rangka memeringati dies natalis ke 65, Universitas Airlangga mengadakan berbagai acara menarik. Usai rektor cup, Airlangga Global Day, dan Semnas Kesehatan, kali ini UNAIR mengajak para sivitas akademika sinau bareng Cak Nun dan Kyai Kanjeng. Diadakan di Aula Garuda Mukti pada jumat (15-11-2019) lalu, acara ini berlangsung dengan meriah.

Selain dihadiri oleh KH. Emha Ainun Nadjib, atau yang biasa dikenal dengan Cak Nun, turut hadir pula Sabrang Mowo Damar Panuluh, putra Cak Nun yang juga merupakan vokalis grup band Letto. Acara dibuka dengan penampilan Sabrang bersama Kiai Kanjeng membawakan beberapa lagu. Para penonton pun menyambut antusias dengan ikut bernyanyi bersama.

Usai dibuka dengan lagu, acara dilanjutkan dengan diskusi bersama yang membahas tentang kebermanfaatan manusia. Pada sesi ini, Cak Nun dan Sabrang menyampaikan pandangan tentang bagaimana setiap manusia mempunyai tujuan masing-masing di dunia ini. Keduanya juga menyinggung soal harapan UNAIR yang ingin menjadi lebih bermanfaat bagi masyarakat.

“Jika sebuah universitas ingin bermanfaat maka harus bisa mendidik mahasiswa dengan baik. Fungsi dari universitas sendiri adalah untuk melahirkan orang-orang yang bisa melihat sesuatu dengan apa adanya,” ujar Sabrang.

“Karena makna ‘pandai’ yang sebenarnya adalah saat kita bisa melihat sesuatu apa adanya, melihat apa yang tidak bisa dilihat oleh orang lain,” lanjutnya.

Sabrang menuturkan bahwa sebagai manusia, kita harus bisa memanajemen informasi yang masuk dan tidak boleh memercayai sesuatu dengan mudah. Hal ini penting untuk dilakukan mengingat banyaknya informasi yang beredar dalam kehidupan sehari-hari.

“Banyak orang yang salah persepsi, dengan mengira bahwa orang pintar harus tahu semuanya. Padahal, ada hal-hal yang lebih baik tidak diketahui dan puncak dari ilmu pengetahuan sendiri adalah ketidaktahuan,” imbuh Cak Nun.

Cak Nun menyampaikan bahwa Indonesia sebenarnya memiliki potensi yang sangat besar. Sebagai contohnya adalah Kiai Kanjeng yang bisa memainkan berbagai lagu dari seluruh dunia meskipun menggunakan alat musik tradisional. Cak Nun juga berharap akan lahirnya peradaban baru yang lebih baik.

“Semoga dari kota pahlawan ini, bisa terbentuk sebuah peradaban baru,” harapnya.

Di penghujung acara, Rektor UNAIR,  Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., M.T., Ak., CMA., menyampaikan bahwa UNAIR ada untuk memberi kebermanfaatan. UNAIR akan selalu ada untuk mewujudkan Indonesia yang adil dan beradab.

“Keadilan adalah kata yang paling dekat dengan ketakwaan, sehingga dengan keadilan Insya Allah, jalan kita akan dimudahkan,” pungkasnya (*).

Penulis : Sukma Cindra Pratiwi

Editor : Binti Q Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).