Memasuki Era Digital, Ini 4 Langkah Guna Membangun Ekosistem Layanan Online Kesehatan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Teknologi digital di era revolusi industri 4.0 semakin menunjukkan perkembangannya. Tidak hanya berpusat pada satu sektor, perkembangan teknologi itu juga berdampak pada bidang kesehatan.

Semakin hari, semakin banyak ditemukan layanan kesehatan berbasis online di Indonesia. Layanan yang diberikan juga semakin beragam, mulai dari edukasi kesehatan bersama para ahli hingga layanan pengantaran obat kepada masyarakat yang biasa disebut dengan home service. Semua layanan tersebut tentu sangat membantu masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan dengan mudah.

Hadir sebagai narasumber pada acara Seminar Nasional Revolusi Industri Kesehatan 4.0 yang diselenggarakan oleh Universitas Airlangga (UNAIR), dr. Gregorius Bimantoro memaparkan empat langkah nyata untuk membangun ekosistem layanan online kesehatan. Pertama adalah dengan cara memulai program transformasi digital. Dia mengatakan program transformasi digital penting dilakukan karena bertujuan untuk membiasakan seseorang dalam menggunakan layanan berbasis online.

“Yang pertama adalah memulai program transformasi digital, karena kalau tidak dimulai dari sini (transformasi digital, Red) maka tidak bisa melanjutkan ke langkah berikutnya,” ucapnya pada Selasa (12/11/19) di Aula Garuda Mukti Gedung Manajemen UNAIR.

Langkah kedua yang harus dilakukan adalah dengan melakukan pelatihan digitalisasi kesehatan untuk tenaga medis dan non-medis. Dengan adanya pelatihan tersebut maka sangat membantu tenaga medis maupun non-medis dalam pelaksanaan layanan kesehatan berbasis online.

“Selanjutnya adalah pelatihan, misalnya saja mengenai formulir yang harus diisimeskipun sepele tapi harus tetap diajarkan bagaimana menjalankannya,” tambahnya.

Selanjutnya adalah dengan memanfaatkan solusi teknologi yang tepat guna dan terpercaya. Langkah terakhir adalah dengan melakukan kolaborasi. Menurutnya, kolaborasi penting dilakukan untuk membantu kesuksesan program-program kesehatan dalam pelaksanaannya.

“Ada kolaborasi, tidak semuanya bisa dijalankan sendiri. Misalnya, melakukan kerja sama antar penyedia layanan kesehatan, dengan begitu muncul layanan kesehatan baru yang bisa dilaksanakan dan kolaborasi inilah yang diperlukan di era digital,” ungkapnya.

Di akhir sesi pemaparan materi, dr. Gregorius menutup dengan sebuah kalimat yang menyatakan bahwa perubahan bisa muncul ketika kita merasa tidak nyaman terhadap suatu hal. Namun, jika masih terdapat rasa nyaman pada diri masing-masing maka perubahan tidak dapat terjadi.

“Kalau kita merasa tidak nyaman itu artinya kita sudah mulai ada progres (perubahan, Red), kalau kita merasa ya sudah gitu-gitu saja berarti itu masih belum ada perubahan,” tutupnya. (*)

Penulis : Dita Aulia Rahma

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).