Bahaya Residu Plastik pada Usus Halus

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi bahaya mikroplastik untuk kesehatan manusia. (Sumber: CNN Indonesia)

Di Indonesia plastik seringkali ditambahkan saat menggoreng makanan untuk menghasilkan gorengan yang renyah dalam waktu lama. Survei di Medan menunjukkan total indikasi plastik pada gorengan adalah 20% (Sari et al., 2017). Setidaknya terdapat empat jenis senyawa plastik ditemukan dari berbagai sampel gorengan di Padang (Sari et al., 2014; Ryosa et al., 2017). Senyawa tersebut tidak dapat terurai oleh enzim, sehingga dapat menyebabkan iritasi serius.

Mikroplastik terakumulasi di hati, ginjal, dan usus, selain itu dapat terjadi peningkatan level molekul yang mungkin beracun bagi otak (Des et al., 2005; Deng et al., 2017). Mikropartikel plastik akan diserap oleh tubuh sebagai zat asing sehingga menyebabkan kerusakan pada lapisan epitel mukosa usus halus dan merangsang sel-sel inflamasi pada vili usus (Zhou et al., 2016). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek residu plastik polypropylene terhadap perubahan histopatologis usus halus tikus (Rattus norvegicus).

Delapan belas tikus (Rattus norvegicus) dengan berat badan rata-rata dialokasikan secara acak ke dalam tiga kelompok (P0, P1 dan P2). P0 diberi 84 gram minyak sawit (kontrol), P1 diberi 84 gram minyak sawit dan 2.3 gram polypropylene, sedangkan P2 diberi 84 gram minyak sawit dan 6.81 gram polypropylene. Setelah perlakuan selama 5 minggu, semua hewan dari masing-masing kelompok dikorbankan. Duodenum, jejunum, ileum difiksasi dalam formalin 10 persen, selanjutnya dilakukan pembuatan preparat histopatologi dengan pewarnaan HE.

Pengamatan meliputi skoring kerusakan epitel dan infiltrasi sel-sel inflamasi pada lamina propia yang dilakukan sebanyak lima bidang pandang dengan perbesaran 400x untuk setiap slide dimana dalam satu lapang pandang diberi skor menurut Barthel et al. (2003). Skor total didapatkan dengan menjumlahkan skor kerusakan epitel dan skor infiltrasi sel-sel inflamasi. Data dianalisis statistik menggunakan Kruskal-Wallis yang dilanjutkan dengan Mann-Whitney U.

Kelompok tikus yang dipapar plastik polypropylene menunjukkan perubahan histopatologis usus halus yang berbeda nyata (p <0,05) dibandingkan dengan kelompok kontrol, namun hasil antara P1 dan P2 tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Pernyataan tersebut selaras dengan penelitian Deng et al. (2017) yang melaporkan bahwa akumulasi mikropartikel berdasarkan ukuran yang berbeda pada tikus setelah paparan selama 28 hari menunjukkan bahwa partikel besar (diameter 20 μm) tampak didistribusikan secara konsisten di antara semua jaringan, sedangkan partikel kecil (diameter 5 μm) terakumulasi paling banyak di usus.

Ryosa et al. (2017) menyatakan bahwa benzena adalah salah satu zat kimia yang terdapat dalam makanan yang digoreng dengan minyak goreng yang mengandung plastik polypropylene. Benzena dapat menyebabkan beberapa penyakit akut dan kronis. Secara umum, metabolisme benzena sangat penting dalam toksisitas, dengan keterlibatan satu atau lebih metabolit reaktif. Produk reaktif ini dapat mengarah pada pembentukan ROS, yang secara langsung dapat merusak target molekuler, seperti DNA, lipid dan protein (Falzone et al., 2016). Pembentukan ROS dapat menyebabkan stres pada mitokondria sehingga mengganggu metabolisme sel dan memicu iritasi, apabila terjadi dalam waktu lama dapat menyebabkan apoptosis (Balmus et al., 2016).

Menurut Corwin (2008), inflamasi dapat disebabkan oleh komponen kimia, mikroorganisme, trauma mekanik, dan pengaruh fisika. Tujuan akhir dari respon inflamasi adalah menarik protein plasma dan fagosit ke tempat cedera atau diserang untuk dapat mengisolasi, menghancurkan, atau mengaktifkan agen yang masuk, membersihkan puing-puing dan menyiapkan jaringan untuk proses penyembuhan.

Terjadinya proses inflamasi dimulai oleh perubahan pembuluh darah yang meningkatkan rekrutmen leukosit dan transfer cairan dan protein plasma dalam jaringan. Proses ini adalah langkah pertama untuk menghancurkan benda asing dan mikroorganisme dan membersihkan jaringan yang rusak. Tubuh mengerahkan unsur-unsur sistem kekebalan tubuh ke benda asing dan mikroorganisme yang memasuki tubuh atau jaringan yang rusak (Abbas et al., 2010).

Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa paparan residu plastik polypropylene dapat menyebabkan kerusakan usus halus, berupa deskuamasi hingga erosi lapisan epitel dan meningkatkan infiltrasi sel-sel inflamasi. (*)

Penulis: Lita Rakhma Yustinasari

Informasi detail tentang penelitian dapat diakses pada:

http://ivj.org.in/users/members/viewarticles.aspx?ArticleView=1&ArticleID=8927

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).