Cegah Kematian Bayi dan Balita dengan Pelatihan MTBS

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Kematian bayi atau balita masih menjadi masalah serius dibidang kesehatan. Guna mencegah kematian bayi dan balita terus terjadi, maka perlu kerja sama berbagai pihak dalam mengatasinya. Mulai dari tenaga kesehatan, pemerintah hingga peran masyarakat itu sendiri.

Kader merupakan salah satu contoh peran yang dapat dilakukan oleh masyarakat. Kader merupakan seseorang yang secara sukarela membantu tenaga kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan.

Dr. Nyoman Anita Damayanti drg., MS mengatakan bahwa seorang kader memiliki peran dalam membantu mencegah kematian bayi dan balita. Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) tersebut mengungkapkan dengan adanya kader di lingkungan masyarakat dapat membantu tenaga kesehatan dalam melihat tanda bahaya ketika bayi atau balita mengalami gangguan kesehatan.

“Peran ibu-ibu sekalian (kader, Red) adalah membantu mengecek dan melihat tanda bahaya umum pada balita sehingga ketika ditemukan hal yang mencurigakan bisa langsung menghubungi tenaga kesehatan yang ada,” ucapnya.

Untuk mengoptimalkan peran kader dalam mencegah kematian bayi dan balita tersebut maka pada Jumat (8/11/19), Dr. Nyoman beserta tim menyelenggarakan pelatihan MTBS di Aula Sabdoadi FKM UNAIR. MTBS itu sendiri merupakan pendekatan keterpaduan dalam tata laksana balita sakit di fasilitas tingkat dasar seperti puskesmas. Dengan menggunakan pendekatan tersebut maka dapat membantu para kader dalam menyelamatkan nyawa bayi atau balita yang berada pada kondisi bahaya.

Dalam pelatihan tersebut, materi yang diberikan pada para kader antara lain seperti pentingnya cuci tangan pakai sabun (CTPS, Red), cara melakukan metode kanguru (metode untuk menghangatkan bayi, Red) dan lain-lain. Pada dasarnya semua tentang kesehatan bayi dan balita telah tercantum dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Melalui kegiatan itu, Dr. Nyoman berharap kader bisa menambah pengetahuan seputar kesehatan bayi atau balita. Tidak hanya itu, diharapkan kader mampu untuk membantu memberdayakan ibu dari bayi atau balita secara langsung. Intinya, dia menegaskan bahwa perlu kerja sama semua pihak untuk menyelamatkan nyawa bayi atau balita.

“Harapannya, kita bisa bekerja bersama-sama untuk menyelamatkan nyawa bayi atau balita sehingga dapat menurunkan angka kematian bayi atau balita di Indonesia,” tegasnya. (*)

Penulis : Dita Aulia Rahma

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).