UKM Penalaran Raih Juara I dan Best Paper LKTI Nasional di Makassar

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Penalaran Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menjuarai lomba karya tulis ilmiah. Kali ini predikat juara I dan best paper berhasil diraih dalam lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional pada Jumat (18/10/2019).

Lomba yang diselerenggarakan Lembaga Kreativitas Ilmiah Mahasiswa Penelitian dan Penalaran (LKIM-PENA) Universitas Muhammadiyah Makassar itu mengangkat tema “Generasi NET dalam Menghadapi Tantangan Global”. Tim mahasiswa UNAIR tersebut beranggota Diva Betary mahasiswa Prodi Manajemen; Abdufattah Yuarianta, Prodi Teknikbiomedis; dan Kirtiana Ba’yanur Prodi Kimia.

Dalam kompetisi itu, mereka memilih subtema teknologi dengan fokus penulisan yang menyoroti dampak perubahan cuaca terhadap penurunan produktivitas masyarakat. “Perubahan cuaca yang tidak menentu mengakibatkan penurunan produktivitas pada pekerjaan. Nah, kalau produktivitasnya turun, kan penghasilannya juga turun. Jadi, tidak bisa bersaing,” tutur Diva Betary salah seorang anggota tim.

Hal itu kemudian yang mendasari mereka mengusung ide membuat suatu alat pendeteksi cuaca. “Kami mengambil lokasi dengan permasalahan utamanya adalah jarak antara rumah warga dan lokasi warga yang bekerja sangat jauh. Hal tersebut membuat warga tidak bisa memitigasi jika ada kondisi cuaca yang buruk apalagi Indonesia memiliki perubahan cuaca yang tidak menentu. Karena itu, kami membuat alat pendeteksi cuaca,” terang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2016 itu.

Perjuangan mereka selama lima hari di Makassar tidak sia-sia. Ide tersebut berhasil mengungguli 17 tim finalis dari universitas se-Indonesia lainnya. Diva juga mengaku mendapat banyak ilmu baru selama mengikuti rangkaian perlombaan tersebut.

“Dalam waktu lima hari itu sangat menambah wawasan saya bahwa ilmu yang kita dapat masih bagian kecil jika tidak meng-explorenya sendiri, berbagi pengalaman dan ide mengenai penelitian, budaya di daerah masing-masing yang sangat menarik untuk dipelajari, dan menambah cakrawala ilmu untuk berkelana ke tempat dan sejarah yang punya value tertentu,” ungkapnya.

Ditanya mengenai realisasi idenya, Diva menyebut perlu waktu lama untuk pembuatannya. “Ke depannya mungkin dibuat PKM dulu aja karena kalau direalisasikan memang butuh waktu lama untuk pembuatan alatnya,” pungkasnya. (*)


Penulis: Lailatul Fitriani

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).