Fenomena Hijrah, Tips Menjadi Diri Sendiri Menurut Meyda Safira

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Fenomena hijrah di kalangan muslim kini tengah menjamur. Banyak sekali akun atau hastag di Sosial Media (sosmed) yang berisikan tentang gerakan berhijrah. Melihat fenomena itu, Sentra Kerohanian Islam (SKI) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) bekerja sama dengan SKI Vokasi menggelar Seminar Nasional Kemuslimahan bertajuk ‘Hijrah: Be The New You’. Tidak tanggung-tanggung, acara yang dilaksanakan pada Sabtu (02/11/2019) itu mengundang public figure Meyda Safira sebagai pembicara.

Meyda, sapaan akrabnya itu beranggapan bahwa hijrah mempunyai makna berpindah menjadi diri yang lebih baik dan senantiasa selalu memperbaiki diri setiap harinya. Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa dalam proses berhijrah menjadi be the new you harus diiringi dengan kiat-kiat atau usaha tertentu. Salah satu bentuk usaha itu ialah harus mempunyai alasan atau tujuan jelas untuk berhijrah agar niatnya tidak mudah goyah, memilih teman yang baik, dan selalu semangat untuk mencari ilmu dengan ikut kajian dan banyak membaca buku islami.

“Dari semua usaha itu, yang paling utama adalah berdoa. Jangan lupa berdoa agar selalu diberi ke-istiqomahan dalam berproses untuk be the new you atau menjadi diri yang lebih baik setiap harinya,” jelasnya.

Selain beberapa usaha di atas, bintang film Ketika Cinta Bertasbih itu menekankan bahwa seseorang yang berproses untuk be the new you harus mampu memilih guru dan akun sosmed yang diikuti dengan baik. “Seorang yang berhijrah harus didampingi oleh guru agar tidak salah melangkah. Selain itu, kita juga harus mampu mem-filter akun sosmed, jika dirasa akun itu tidak bermanfaat dan tidak memberikan panutan yang baik maka di-unfollow saja,” tuturnya.

Melihat banyaknya kalangan artis yang telah melakukan hijrah, aktris yang juga sekaligus penulis itu mengaku senang. Menurutnya, banyaknya public figure yang hijrah menandakan bahwa kesadaran untuk memperbaiki diri kini telah meningkat. Selain itu, fenomena hijrah saat ini juga mampu membuka pandangan masyarakat yang beranggapan bahwa hijrah itu tidak asik.

Sebagai salah satu public figure sendiri, Meyda mengaku bahwa tanggungjawab yang diembannya lebih berat dalam proses berhijrah. Dia menuturkan bahwa label sebagai public figure membuat dirinya mempunyai panggung yang lebih disorot oleh masyarakat. Sehingga setiap perbuatan yang dia lakukan harus mampu menjadi panutan untuk fans atau followers di sosial media.

“Hal itu juga yang membuat tanggung jawab seorang public figure kepada Allah semakin besar karena kita mempunyai potensial yang cukup besar untuk dijadikan panutan oleh orang lain,” terangnya.

Lebih lanjut, Meyda menjelaskan bahwa starting dalam berhijrah itu tidak hanya membutuhkan niat. “Semua orang bisa saja berniat dan mengatakan berhijrah, tapi yang paling utama adalah action-nya. Harus ada action yang menunjukkan bahwa dirinya telah berusaha untuk menjadi pribadi yang new atau lebih baik,” pungkasnya.

Penulis : Nikmatus Sholikhah

Editor  : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).