BEM UNAIR Adakan Pengabdian di Pelosok Nganjuk

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Suasana Pengobatan Gratis oleh LKMI UNAIR di Balai Desa, Desa Ngepung, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk, Sabtu (2/11/19). (Foto : Rahmat Bayu)

UNAIR NEWS – Kementerian Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga (UNAIR) terus gelorakan pengabdian di masyarakat desa. Salah satu desa barunya yakni Desa Ngepung, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk tepatnya Dusun Sendanggogor, merupakan wilayah yang berada di kawasan bukit gersang dengan akses jalan makadam yang cukup mengkhawatirkan.

Salah satu dusun terpencil yang menjadikan krisis air bersih sebagai masalah utama desa, serta seringkali menderita bencana kekeringan di musim kemarau. Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nganjuk selalu mengirimkan bantuan air sekitar dua truk per dua hari sekali untuk sekitar 200kk, namun hal itu tetap dirasa kurang cukup untuk memenuhi kebutuhan warga.

Permasalahan baik dalam hal kesehatan, lingkungan, pendidikan, dan ekonomi masih bisa dikatakan besar dalam masyarakat. Di antaranya bidan yang kurang aktif; akses menuju pelayanan kesehatan yang jauh dan sulit; masalah sampah; air bersih; tidak adanya perpustakaan layak di SD dan lainnya.

Berdasarkan hal tersebut Pengmas BEM UNAIR 2019 menggelar acara yang bertajuk “Gerakan Abdi Desa (GAD”) pada Jumat (1/11/19) hingga Minggu (3/11/19) di Dusun Sendanggogor, Nganjuk.

GAD merupakan program pengabdian yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat. Serta mencari desa baru untuk meneruskan tali estafet Gerakan Bangun Desa yang sebelumnya telah dilaksanakan selama enam tahun di Jolosutro, Blitar.

Pada GAD kali ini Pengmas BEM UNAIR mengadakan beberapa kegiatan seperti, pengobatan gratis bersama Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI) UNAIR; social mapping; rembuk desa; senam sehat bersama masyarakat; sosialisasi kesehatan lingkungan; dan praktik inovasi ekobrik oleh Airlangga Public Health Student Association (APHSA) atau himpunan mahasiswa kesehatan masyarakat UNAIR.

Dwi Yana Bekti, Kepala Desa Ngepung ketika rembuk desa menyampaikan rasa bangga karena mahasiswa UNAIR sudah mau mengunjungi dan tingga di desa yang menurutnya terpencil itu. Harapan dalam hal pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat oleh mahasiswa UNAIR sangat ditekankan olehnya.

“Desa terpencil dan luar biasa ini sebenarnya memiliki banyak potensi, namun kita atau masyarakat disini belum cukup mampu,” ucapnya.

“Seperti masyarakat di sini menanam tembakau dan jagung, tapi setelah panen ya langsung jual, tidak ada inovasi apapun untuk menunjang perekonomian,” tambahnya.

Selain itu, potensi minuman kayu secang dan gadung bisa menjadi andalan mereka, namun pengolahan yang baik dan cara pemasaran masih menjadi kelemahannya. Masyarakat desa juga sangat mengharapkan bantuan, dalam hal advokasi pemerintah provinsi dan perhutani untuk perbaikan akses jalan yang sangat memprihatinkan. (*)

Penulis : Ulfah Mu’amarotul Hikmah

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).