Tips Menulis Jurnal Terindeks Scopus dari Ketua LPI UNAIR

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Prof. Hery Purnobasuki, M. Si., Ph.D saat menjelaskan kiat-kiat menulis jurnal terindeks Scopus di Aula Kahuripan 300 Kampus C Universitas Airlangga. (Foto: R. Dimar Herfano Akbar)

UNAIR NEWS – Seorang peneliti, termasuk dosen, wajib untuk menerbitkan jurnal ilmiah guna mempublikasikan hasil temuan dan risetnya. Namun dalam kenyataannya, untuk membuat sebuah artikel yang berhasil diterbitkan di jurnal bukanlah hal yang mudah. Apalagi membuat artikel yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah terindeks Scopus.

Untuk itu, Lembaga Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) UNAIR mengadakan workshop penulisan paper research/paper review terindeks Scopus bagi dosen Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Jawa Timur. Workshop diadakan di Ruang Kahuripan 300 UNAIR, pada Selasa (22/10/2019).

Workshop yang dilaksanakan selama dua hari itu memiliki rangkaian kegiatan yang beragam. Hari pertama fokus tentang kiat-kiat untuk menulis jurnal terindeks Scopus. Sementara di hari kedua berfokus tentang coaching clinic.

Materi di hari pertama salah satunya adalah bagaimana cara menentukan ide, topik, dan kebaruan karya ilmiah yang dibawakan oleh Ketua Lembaga Penelitian dan Inovasi (LPI) UNAIR Prof. Hery Purnobasuki, M. Si., Ph.D. Prof Hery menyampaikan kiat-kiat menentukan topik serta bagaimana cara menulis di jurnal yang terindeks Scopus.

Tips-tips yang disampaikan Prof. Hery adalah untuk menulis sebuah jurnal, dibutuhkan pemikiran selalu ingin tahu serta berani dan tak ketinggalan. “Harus berani dan rasa keingintahuan diasah,” tutur Prof. Hery.

Saran Hery apabila ingin menulis jurnal terindeks Scopus adalah sebagai langkah awal menulis ulang tulisan. “Memparafrasekan tulisan atau menulis ulang jurnal agar terlatih menulis jurnal dengan bahasa berbeda,” jelasnya.

Menentukan jumlah paragraf merupakan hal yang penting ketika menulis jurnal. Hal itu berguna untuk memasukkan hal yang penting di dalam jurnal. “Ketika mahasiswa saya tanya berapa paragraf dan dia ingin menulis 11, saya bilang 11 masih kebanyakan, 7 saja cukup,” ucapnya.

Prof Hery menegaskan jika ada poin penting yang ingin dimasukkan di paragraph, pilah kembali poin mana yang lebih penting. “Jika sama-sama pentingnya, coba telaah kembali mana yang lebih penting dari yang penting-penting tersebut. Lalu yang tidak penting tidak usah dimasukkan,” tegasnya.

Pada akhir, Prof Hery menyarankan agar penulis bisa menyampaikan isi jurnal kepada masyarakat awam. Penyampaian itu harus dilakukan penulis secara sederhana dan jelas. (*)

Penulis : R. Dimar Herfano Akbar

Editor : Binti Q Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).