FK UNAIR Borong Juara dalam International Medical Olympiad 2019

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
SELURUH delegasi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga saat mengikuti International Medical Olympiad (IMO) di Universitas Udayana, Bali. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Prestasi demi prestasi terus ditorehkan oleh sivitas akademika Universitas Airlangga. Kali ini, cerita datang dari kampus Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS) yang berhasil memborong juara pada International Medical Olympiad (IMO) di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Udayana, Bali, sejak Rabu (16/10) hingga Minggu (22/10).

Salah seorang delegasi, Mochamad Fikri Ali menuturkan bahwa pihaknya berhasil meraih kemenangan dalam tiga cabang. Yakni, juara satu cabang digestive, juara dua cabang infectious disease, serta juara tiga cabang musculoskelatal. Selain dirinya, terdapat enam delegasi lain yang berhasil mengantarkan UNAIR ke podium juara, yaitu Ana Qonitalillah, Adinda Sandya Poernomo, Ifan Ali Wafa, Hanun Mahyuddin, dan Margareth Ayu Caroline.

“Jadi, kompetisinya itu ada enam cabang yang terdiri dari tiga cabang internasional juga tiga cabang nasional. Cabang internasional ada musculoskeletal, tropical infection, serta neuropsychiatry. Lalu pada cabang nasional ialah digestive, cardiorespiration, dan genitourinary. Pesertanya adalah mahasiswa fakuktas kedokteran di Indonesia,” urainya.

Mahasiswa yang akrab disapa Fikri itu melanjutkan, tahapan kompetisi terbagi menjadi tiga babak. Babak pertama berupa multiple choice question dibarengi dengan objective structured practical examination (OSPE). Selanjutnya, babak kedua adalah multiple choice question beserta objective structured clinical examination (OSCE). Terakhir adalah babak ketiga, structured objective case analysis-public health (SOCA-PH) dan medical quiz game.

“Delegasi kompetisi tahun ini didominasi oleh angkatan 2016 serta satu delegasi dari angkatan 2017. Tantangan menjelang kompetisi tentu banyak. Di samping kompetisi kami juga sibuk mempersiapkan skripsi, mengurus organisasi sekaligus accepted jurnal sehingga waktu menjadi kian terbatas. Apalagi, kami harus memperbanyak pemahaman dari banyak sumber seperti buku, modul, dan berlatih dengan pembimbing,” terang Fikri.

Meski tak mudah, namun kedua belas delegasi mengaku senang karena dapat memetik berbagai pengalaman selama menjalani persiapan hingga kompetisi berlangsung. Mereka banyak belajar bersama pembimbing maupun teman-teman, memperluas relasi di bidang kedokteran, dan menyadari jika masih perlu giat belajar untuk menjadi dokter yang baik.

“Tips dari kami dalam mengikuti kompetisi adalah pelajari materi sesuai guideline, konsisten belajar karena persiapannya tidak bisa kebut semalam, berkomunikasi bersama partner lomba untuk menciptakan suasana belajar yang baik, dan meminta bimbingan kepada dosen atau teman-teman lain yang sudah pernah mengikuti kompetisi. Selain itu, tidak lupa untuk minta restu kepada orangtua juga berdoa kepada Tuhan,” tutupnya. (*)

Penulis : Nabila Amelia

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).