FIB UNAIR Bahas Isu Kawasan Perbatasan dalam The 5th ICUS

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
KETUA pelaksana The 5th International Conference of Urban Studies, Lina Puryanti, S.S., M.Hum., saat mengisi materi. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga terus menunjukkan keterlibatannya dalam mengkaji berbagai persoalan di masyarakat. Salah satu wujudnya adalah dengan menghadirkan forum akademik bertaraf internasional. Yakni, The 5th International Conference on Urban Studies pada Jumat (25/10) hingga Sabtu (26/10) lalu.

“Kegiatan ICUS merupakan agenda yang diadakan setiap dua tahun sekali sejak 2008. Tema besarnya pun selalu menyesuaikan dengan permasalahan di masyarakat. Sebagai contoh, kali ini kami mengambil tema border, transportations, and space. Topik tersebut sekaligus menjadi pengembangan dari The 4th ICUS,” jelas ketua pelaksana, Lina Puryanti.

Menurut Lina, border (perbatasan) memiliki peran penting sebagai simbol ideologis yang digunakan banyak institusi dalam proses menegakkan teritorial negara. Pada konteks Asia Tenggara, peran serta masa depan perbatasan negara beserta isu-isu terkait di dalamnya perlahan menjadi tema penting seiring dengan derasnya interaksi antar penduduk dunia.

“Total terdapat sekitar 96 partisipan yang berasal dari berbagai negara. Selain itu, kami juga mengundang beberapa pembicara sekaligus peneliti yaitu Itty Abraham, Tod Jones, Freek Colombijn, Rudi Setiawan, Yumi Kitamura, Herlambang P. Wiratraman, Kenta Kishi, Deden Rukmana, Muhammad Badrus Zaman, Danang Parikesit, Bubbles Beverly Asor, Intan Paramaditha serta Moch. Ali,” ujar dosen Prodi Bahasa dan Sastra Inggris tersebut.

Kemukakan Transformasi Ekonomi di Kawasan Perbatasan

Lina sendiri turut mengemukakan tulisannya yang berjudul Transforming Border Economy in State Reterritorialization: A Case Study in Indonesia-Malaysia Border. Yakni mengenai perubahan ekonomi di perbatasan Indonesia dan Malaysia sebagai akibat dari kebijakan reteritorialisasi. Ia menjelaskan seringkali masyarakat terjebak pada pemikiran bahwa saat ini bangsa-bangsa dunia terletak pada wilayah yang semakin tanpa batas (borderless).

PARA pembicara bersama pihak Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga yakni Dekan FIB UNAIR, Diah Ariani Arimbi S.S., M.A., Ph.D., (tengah), Puji Karyanto S.S., M.Hum., (dua dari kanan) dan ketua pelaksana The 5th International Conference of Urban Studies, Lina Puryanti S.S., M.Hum. (tiga dari kanan). (Foto: Istimewa)

“Misalnya, negara-negara di Asia Tenggara membuat berbagai kebijakan yang bersifat untuk saling menghubungkan. Tetapi, kemudian kita berfikir bahwa ketika sudah saling terhubung, orang itu dapat melintas ke tempat lain atau melakukan sesuatu dengan bebas. Padahal, suatu negara perlu menerapkan kebijakan yang membatasi dalam hal-hal tertentu guna mengamankan kawasan perbatasan dari gangguan pihak asing,” tutur Lina.

Sebab, di perbatasan Indonesia dengan Malaysia kerap terjadi kasus seperti illegal fishing dan masuknya illegal migrant dalam jumlah banyak. Lina lantas memusatkan perhatian pada studi kasus di Pulau Sebatik. Di sana masyarakat mulai mendapat persoalan pasca kawasan perbatasan, tepatnya di Kota Tawau, menjadi sulit untuk ditembus. Masyarakat yang semula terbiasa menggunakan produk-produk Malaysia mulai mengalami kesulitan.

“Walaupun begitu, masyarakat tidak pasif. Mereka berusaha menciptakan new trading roads, salah satunya dengan mengembangkan infrastruktur. Selanjutnya, terciptalah konektivitas baru dengan daerah lain bahkan pasar baru hingga ke Filipina. Artinya, masyarakat menggunakan beragam strategi untuk tetap establishing dan menciptakan trading networks. Inilah yang kemudian saya sebut dengan transformasi baru,” terangnya.

Tak lupa, kandidat doktoral di National University of Singapore itu berharap agar outcome dari acara ini dapat terwujud. Antara lain, menjadi bahan publikasi bagi individu maupun kelompok yang berpartisipasi dalam ICUS. Selain itu juga turut memberikan pertimbangan bagi pemerintah melalui perumusan naskah akademik hasil rangkaian acara tersebut. (*)

Penulis : Nabila Amelia

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).