Merayakan Hari Sumpah Pemuda

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh makin tahu

Menjadi seorang pemuda tidaklah selalu menyenangkan, sebab seorang pemuda akan selalu berhadapan dengan berbagai tantangan terkait  masa depan. Berbagai masalah tersebut datang silih berganti, salah satu masalah yang cukup menjadi momok anak muda adalah ketidak pastian masa depan. Memastikan masa depan tidak semudah kita membalikan telapak tangan. Tapi satu hal jarang disadari oleh seorang pemuda bahwa ada hal yang akan selalu dimiliki oleh seorang pemuda tiap generasinya yang tidak dimiliki oleh generasi tua. Hal tersebut adalah energi dan idealisme, kenapa dua hal tersebut menjadi keuntungan bagi seorang pemuda. Dalam sejarah perkembangan di Indonesia dapat kita selalu ketahui pemuda sering terlibat dalam setiap perjalanan sejarah. Yang dalam beberapa kejadian sejarah apa yang dilakukan pemuda tersebut telah menjadi semacam check point yang menjadi pijakan kemajuan atau gerakan progresif selanjutnya.Oleh karenanya kita sebagai seorang pemuda harusnya dapat belajar dari para pemuda dalam sejarah untuk tidak takut melangkah.

Akan tetapi terkadang yang juga menjadi masalah adalah tantangan hari ini yang berbeda dengan masa lalu. Tidak dapat kita pungkiri bahwa keadaan hari ini berubah dan bergerak dengan begitu cepat. Jika Anda telah membaca kisah sejarah tentang penculikan Bung Karno oleh para pemuda yang kemudian mendesak kalangan tua untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, Anda sudah sedikit berkontribusi pada bangsa ini dengan tidak melupakan sejarah. Dari kisah sejarah ini ada beberapa hal yang dapat kita petik, sebagai seorang pemuda. Salah satunya dapat kita mulai dari sebuah pertanyaan kenapa ketika itu para pemuda menculik Bung Karno dan mendesak kalangan tua untuk segera melakukan proklamasi?. Jika kita hubungkan dengan kondisi hari ini, maka para pemuda pada tahun tersebut telah mampu membaca kondisi sekitar dengan baik dan kemudian dengan idealisme nya mendesak kalangan tua untuk segera memproklamirkan kemerdekaan. Kemampuan untuk membaca dunia sekitar ini yang sekarang sering kita sebut sebagai sikap adaptif. Kata kuncinya adalah sikap adaptif, dalam era distruptif seperti sekarang ini, kemampuan adaptif adalah hal penting yang harus dimiliki sebagai seorang pemuda.

Lalu dengan kemampuan adaptif saja apakah sudah cukup, tentu jawabanya belum. Hal selanjutnya yang dapat kita petik dari kisah pemuda dalam sejarah adalah kisah sumpah pemuda. Pada tanggal 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta) terlaksana kongres sumpah pemuda kedua. Yang kemudian tercatat dalam sejarah dan diperingati sebagai hari sumpah pemuda hingga sekarang. Dalam kongres tersebut berkumpul berbagai kelompok pemuda dari berbagai daerah. Hasil dari kongres tersebut adalah adalah sebuah keputusan yang dikemudian hari dapat menjadi landasan berdirinya negara Indonesia. Keputusan kongres tersebut terdiri dari tiga hal berikut;

Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedua:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Kemudian hal apa selanjutnya yang dapat kita petik dari kisah sejarah tersebut?, seperti halnya pada contoh pertama, pada contoh kedua adalah sikap altruistis dari para pemuda tersebut untuk bersatu bersama tanpa membawa ego masing-masing. Atau dalam era sekarang sering kita sebut dengan istilah kolaborasi. Ya, anda tidak salah baca, hal penting selanjutnya setelah kemampuan adaptif adalah sikap atau kemampuan berkolaborasi. Sebab tanpa kita pungkiri, dengan adanya teknologi hari ini dan berbagai media sosial, ada kecenderungan seorang individu menjadi selfish. Seseorang yang memiliki kemampuan untuk berkolaborasi dikatakandalam buku berjudul Homo Sapiens: A Brief Story of Humankind karya Yuval Noah Harari,akan dapat mencapai tujuan secara lebih efisien. Yang dalam buku tersebut oleh Yuval disebut sebagai kemampuan koordinasi yaitu kemampuan yang dimiliki oleh homo sapien untuk membentuk kerja sama yang tidak dimiliki oleh makhluk lain.

Pada akhirnya hari sumpah pemuda tidak harus selalu dirayakan dengan sebuah pesta atau festival yang meriah. Cukuplah dengan kita tidak melupakan sejarah kita sendiri sebagai sebuah bangsa besar. Dan sebagai pemuda maka kewajiban dasar kita adalah untuk belajar dan terus belajar untuk dapat memberikan karya kita kepada masyarakat. Sebab mau atau tidak mau, sadar atau tidak sadar kita semua sebagai pemuda adalah generasi masa depan bangsa Indonesia.

Berita Terkait

Ahmad Taufiq A M

Ahmad Taufiq A M

Mahasiswa Sastra Indonesia FIB Universitas Airlangga Menteri Riset dan Keilmuan Organisasi Bidikmsi Universitas Airlangga (AUBMO) 2018