Efektifkah Kampanye Pemberantasan Narkoba di Dunia Maya?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh daerah.sindonews.com

Dalam dasawarsa ini, Asia Tenggara menghadapi peningkatan peredaran obat-obatan terlarang dan narkoba. Fakta ini tidak hanya berbicara dalam konteks masalah keamanan negara, melainkan juga menghadapi masalah sulitnya pencegahan untuk generasi muda (15-24 tahun) dari penyalahgunaan narkoba.

Generasi muda yang acapkali disebut digital native coba dirangkul oleh Badan Narkotika Nasional Indonesia dengan kampanye anti narkoba melalui media sosial Instagram. Dibandingkan dengan upaya pencegahan Narkotika di Filipina dan Thailand, kedua negara ini memiliki cara yang lebih frontal dengan melakukan perang total terhadap narkoba melalui eksekusi langsung bandar narkoba didepan umum, dan cenderung heroik dengan menyorot secara langsung Presiden Duterte sebagai pemimpin pemberantasan narkoba tersebut. Indonesia memiliki cara berbeda untuk melawan peredaran narkotika. Negara terpadat di Asia Tenggara ini menggunakan pendidikan sebagai pencegahan penyalahgunaan narkotika.

Sementara itu, peredaran dan penyalahgunaan narkotika di Indonesia masyarakat sepertinya belum melihat penurunan jumlahnya. Bahkan, jumlah ini meningkat setiap tahun. Seperti dikutip dalam Kompas.com edisi 26 Juni 2019, peningkatan ini menjadi hal yang kontraproduktif dengan aksi–aksi yang telah dilakukan BNN dalam kampanye pencegahan penyalahgunaan narkoba di Instagram.

Serangkaian data dari World Drugs Report di 2018 juga menyoroti bagaimana peningkatan pesat terjadi dalam peredaran narkoba di Indonesia. Dapat dikatakan bahwa program pemerintah dalam penanggulangan masalah penyalahgunaan narkotika kurang efektif. Berangkat dari masalah itu, para peneliti berusaha mengungkap seberapa efektif kampanye melawan narkotika di Instagram Badan Narkotika Nasional.

Sementara itu, unggahan di instagram resmi milik BNN didominasi oleh unggahan kegiatan seremonial dan kegiatan sehari–hari petugas BNN yang justru tidak berfokus pada kampanye anti narkoba itu sendiri. Unggahan–unggahan ini mendapatkan umpan balik yang lemah dari para warganet. Hal ini menjadi kontra-produktif dengan semangat BNN merangkul pada digital native.

Dukungan kuat untuk petugas media sosial di BNN dibutuhkan untuk menjadikan kampanye aksi melawan penyalahgunaan narkoba lebih baik. Generasi muda yang juga merupakan digital native akan lebih memiliki awareness akan penyalahgunaan narkoba bila unggahan tersebut mampu menjelaskan mengenai bahaya narkoba dan kampanye pencegahannya, dibandingkan unggahan mengenai kegiatan sehari–hari BNN.

Penulis : Rahma Sugihartati & Daniel Susilo

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat di

https://www.ashdin.com/articles/acts-against-drugs-and-narcotics-abuse-measurement-of-the-effectiveness-campaign-on-indonesian-narcotics-regulator-insta.pdf

Rahma Sugihartati dan Daniel Susilo. 2019. Acts against Drugs and Narcotics Abuse: Measurement of the Effectiveness Campaign on Indonesian Narcotics Regulator Instagram. Journal of drug and Alcohol Research Vol 8 4 pages.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).