Menguak Motivasi Lansia Berkunjung ke Perpustakaan Umum

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Salah satu misi perpustakaan umum adalah memberikan layanan informasi kepada seluruh masyarakat tanpa terkecuali, termasuk masyarakat lanjut usia. Selama ini fokus perpustakaan umum lebih kepada layanan anak dan remaja. Sedangkan untuk pengunjung dewasa bahkan lanjut usia jarang sekali disentuh. Pentingnya peran perpustakaan umum dalam kehidupan para lanjut usia sudah banyak digagas, baik melalui tulisan ilmiah, penelitian, maupun praktek (Kendall, 1996)

Di Indonesia jumlah penduduk lanjut usia mencapai 23.4 juta jiwa atau 8.97% (BPS, 2017). Persentase tersebut semakin meningkat jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini merupakan sinyal yang bagus bagi perkembangan kesejahteraan masyarakat Indonesia, di mana usia harapan hidup semakin panjang. Ini merupakan salah satu keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan sosial bagi masyarakat. Usia lanjut usia di sini adalah orang yang berumur 60 tahun ke atas. 

Perpustakaan umum sebagai salah satu layanan umum mulai berbenah untuk memberikan layanan terhadap lansia. Misalnya, perpustakaan Kota Malang yang menyediakan pojok lansia untuk menstimulasi agar para lansia tidak lupa dengan membaca Tribunjatim.com, (2018). Selanjutnya perpustakaan umum Kota Surabaya yang belum memiliki layanan khusus untuk lanjut usia namun banyak pengunjung lanjut usia yang mendatangi perpustakaan umum Kota Surabaya. Melihat fenomena di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan motivasi para penduduk lanjut usia berkunjung ke perpustakaan umum di Surabaya. 

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan wawancara kepada para responden lanjut usia yang mengunjungi perpustakaan Kota Surabaya Balai Pemuda. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 114 orang. Kuesioner disebarkan di Perpustakaan Kota Balai Pemuda Surabaya pada bulan Oktober-November 2018.

Jumlah usia lanjut di Indonesia menurut survei tahun 2016 mencapai 23.7 juta, dari jumlah tersebut usia 60-69 sebanyak 63% dan lanjut usia perempuan lebih banyak daripada laki-laki dengan persentase perempuan 52.52% dan laki-laki 47.48%, menurut data statistik penduduk Indonesia jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki. Lanjut usia yang tinggal di perkotaan sebanyak 49.64% dan di perdesaan 50.36%. Jawa Timur, termasuk daerah di mana penduduknya memasuki struktur penduduk tua, yakni sebanyak 12.16% dari seluruh penduduk Jawa Timur (BPS, 2017: 14). Jumlah penduduk tua tersebut termasuk besar, mengingat batasan penduduk tua di setiap wilayah adalah 10%. 

Pendidikan lanjut usia paling banyak adalah lulusan SD ke atas (48.71%), tidak taman SD (31.89%), dan tidak sekolah (19.4%). (BPS, 2017:21). Pendidikan lanjut usia ini mulai dari lulusan SD hingga perguruan tinggi, namun lanjut usia yang tidak sekolah dan tidak lulus SD juga sangat banyak, lebih dari 50%. 

Alasan para lanjut usia tersebut untuk datang ke perpustakaan sangat beragam (Tabel 2), namun yang paling banyak adalah untuk mencari informasi sesuai kebutuhan mereka (39.47%), menghabiskan waktu luang (26.31), bersantai sebanyak 24.56%, dan menemani cucu sebanyak 9.64%. Seluruh informasi yang disediakan di perpustakaan gratis, dan bisa dimanfaatkan oleh para lansia untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka, informasi yang banyak diinginkan oleh lansia adalah terkait kesehatan, sejarah, politik, dan hiburan.

Kegiatan yang dilakukan oleh pengguna lanjut usia, antara lain, membaca koran (38.6%), membaca buku (34.2%), meminjam buku (11.4%), membaca majalah (10.5%) mengobrol dengan teman (3.5%), dan mengakses internet (1.8%). Para pengguna lanjut usia merasa nyaman dengan membaca buku, koran, dan majalah cetak karena mudah dan fleksibel, sedangkan untuk penggunaan internet masih jarang dilakukan oleh pengguna lanjut usia karena mereka tidak terbiasa dengan komputer dan informasi online.

Tanggapan responden terkait dengan fasilitas yang disediakan di perpustakaan Balai Pemuda meliputi fasilitas ruang baca baik yang duduk di sofa, lesehan, atau kursi baca; komputer yang terhubung dengan internet; ruang baca majalah dan koran. Ruangan perpustakaan juga sudah nyaman dingin ber-AC. Mayoritas pengunjung menyatakan bahwa fasilitas sudah baik (73.68%), namun ada yang menyatakan kurang baik (7.89%) karena mereka merasakan kurangnya fasilitas khusus untuk pengunjung usia lanjut.

Melihat hasil di atas, motivasi dari para lanjut usia ini bisa datang dari internal diri-sendiri maupun dari eksternal. Motivasi intrinsik para lanjut usia ini, antara lain, keinginan mereka untuk menambah pengetahuan dan merasa senang. Mencari informasi, membaca buku, koran, dan majalah merupakan bentuk motivasi intrinsik yang mendorong para lanjut usia untuk menambah kapasitas pengetahuan mereka. Dorongan ini yang membuat para lanjut usia ini datang ke perpustakaan seminggu sekali untuk memanfaatkan layanan informasi yang disediakan. Selain itu, dorongan untuk menyenangkan dirinya melalui perpustakaan dengan bersantai, berbicara dengan orang lain merupakan salah satu bentuk untuk memuaskan diri dan mengatasi kebosanan dengan rutinitas di rumah atau pekerjaan. Rasa nyaman, damai, dan santai juga didapatkan di perpustakaan sehingga membuat para lanjut usia ini rela untuk mengunjungi perpustakaan. 

Sedangkan motivasi ekstrinsik, yakni adanya dorongan dari luar dirinya yang membuat para lanjut usia ini senang berkunjung ke perpustakaan adalah karena adanya fasilitas yang baik, koleksi yang lengkap, dan petugas perpustakaan yang ramah. Ketiga hal merupakan reward bagi para lanjut usia ketika mereka datang ke perpustakaan. Koleksi dapat diakses secara gratis itu juga mendorong para lanjut usia untuk memanfaatkan perpustakaan, hal ini sejalan dengan hasil penelitian di Nigeria di mana para lanjut usia memiliki keterbatasan untuk mengakses sumber informasi karena kurangnya biaya Edewor, Nelson [et al].(2016). Jika tiga hal tersebut terus dikembangkan oleh perpustakaan, maka motivasi para lanjut usia ini akan semakin besar dan dapat menambah waktu kunjungan dari 1-2 jam menjadi lebih lama. (*)

Penulis: Nove E. Variant Anna, S.Sos., MIMS

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di link https://digitalcommons.unl.edu/libphilprac/2785/

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).