Manfaat Lain dari Asap Cair (Liquid Smoke) sebagai Obat Sariawan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Woman suffer from aphthous stomatitis

Selama ini orang mengenal asap cair (liquid smoke) merupakan bahan pengawet alami yang berasal dari kayu, bongkol kelapa sawit, sekam padi atau tempurung kelapa. Seperti namanya asap cair ini memiliki bentuk cair dengan warna yang bervariasi dari kuning pekat sampai kuning jernih, tergantung kualitasnya.

Asap cair biasa digunakan sebagai bahan pengawet ikan, tahu, bakso atau daging. Keuntungan penggunaan asap cair sebagai bahan pengawet adalah mampu menjaga kadar protein dan lemak yang terkandung dalam bahan tersebut, jika dibandingkan dengan bahan pengawet yang lain.

Selain berfungsi sebagai bahan pengawet makanan, asap cair juga dapat digunakan sebagai bahan baku kosmetik, disinfektan, pengusir hama, hingga menjadi penyubur tanah dan pupuk. Saat ini, asap cair banyak dijual dengan berbagai tingkat kemurnian, dari tingkat yang paling rendah atau yang disebut grade 1 hingga tingkat yang paling tinggi yaitu grade premium. Semakin tinggi kemurnian atau grade dari asap cair, semakin tampak jernih dan semakin tinggi konsentrasi kandungannya.

Pembuatan asap cair (liquid smoke)

Bahan baku pembuatan asap cair sangat melimpah di negeri ini. Misalnya, sekam padi ataupun tempurung kelapa. Asap cair dapat diperoleh melalui proses pemanasan dan pembakaran secara tidak langsung yang disebut pirolisis dengan suhu akhir mencapai 4000C. Asap cair yang diperoleh dari proses ini mempunyai warna hitam pekat karena terdapat kandungan tar.

Untuk menghilangkan kandungan tar tersebut, asap cair akan didiamkan kurang lebih 48 jam, kemudian dilakukan proses penyaringan menggunakan kertas saring. Hasil saringan tersebut kemudian dimurnikan kembali melalui proses pemurnian yang disebut distilasi dengan suhu 1200C untuk menghasilkan suatu asap cair yang murni.

Asap cair (liquid smoke) untuk obat sariawan

Penelitian yang kami lakukan menggunakan asap cair untuk obat sariawan pada hewan coba dengan diabetes. Sariawan pada kondisi diabetes, berpotensi untuk mengalami gangguan proses penyembuhan. Sariawan itu merupakan suatu luka pada rongga mulut, sehingga proses penyembuhannya dapat terganggu. Sama halnya dengan luka pada kulit penderita diabetes.

Pemberian asap cair diteteskan pada sariawan, satu kali sehari selama 3, 5, dan 7 hari. Kami mengamati proses penyembuhan sariawan tersebut dengan mengamati perubahan ekspresi NFkB, TNF-a dan kolagen. NFkB dan TNF-a merupakan suatu marker inflamasi yang paling sering digunakan untuk menganalisis suatu proses penyembuhan luka. Kami mendapatkan hasil bahwa hewan coba yang kami beri asap cair menunjukkan ekspresi NFkB dan TNF-a yang lebih rendah dibandingkan dengan hewan coba yang kami berikan benzydamine hcl baik selama 3, 5 maupun 7 hari.

Benzydamine hcl merupakan suatu obat kumur yang banyak digunakan untuk mengobati sariawan, karena obat kumur ini merupakan suatu analgesik, yang dapat mengurangi rasa sakit. Sedangkan, jumlah kolagen yang terbentuk pada selama proses penyembuhan sariawan lebih tinggi pada kelompok hewan coba yang diberi asap cair dibandingkan dengan benzydamine hcl.

Kita tahu bahwa, kolagen merupakan suatu bahan penyusun dari jaringan. Pada kondisi sariawan atau dalam bahasa kedokteran disebut stomatitis, terdapat kehilangan jaringan mukosa. Seperti halnya luka, untuk mengembalikan mukosa seperti semula, dibutuhkan proses pembentukan kolagen.

Asap cair yang kami gunakan, memiliki kandungan terbesar berupa senyawa fenol, 2-metoksi fenol atau guaiacol, senyawa furan, senyawa piran dan karbonil. Senyawa fenol dan 2-metoksi fenol atau guaiacol merupakan suatu senyawa dengan sifat antioksidan. Senyawa ini berperan untuk mengikat radikal bebas yang dapat mengaktifkan NFkB untuk menghasilkan atau memproduksi TNF-a secara berlebihan.

Jika produksi TNF-a ini berlebihan maka, proses penyembuhan sariawan akan terganggu, dan proses pembentukan kolagen juga akan terhambat. Dengan pemberian asap cair yang mengandung senyawa fenol dan 2-metoksi fenol atau guaiacol akan menghambat aktivasi NFkB, sehingga produksi TNF-a akan berkurang dan produksi kolagen akan meningkat, sehingga mempercepat proses penyembuhan sariawan.

Hasil penelitian kami saat ini merupakan tahap awal untuk mengembangkan dan membuktikan manfaat lain dari asap cair yang dapat digunakan untuk mengobati sariawan. Penelitian lain dibutuhkan untuk dapat mengembangkan menerapkan dan menggunakan asap cair sebagai salah satu obat sariawan. (*)

Penulis: Meircurius Dwi Condro Surboyo, drg., M.Kes dan Dr. Ira Arundina, drg.,MSi

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di

https://www.thieme-connect.de/products/ejournals/abstract/10.1055/s-0039-1693527

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).