Perbedaan Kebiasaan Pemanfaatan Perpustakaan oleh Anak Indonesia dan Taiwan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Artikel Ilmiah oleh Feri Fenoria

UNAIR NEWS – Anak-anak yang datang berkunjung ke perpustakaan sebagian besar karena ingin membaca buku dan material lain di perpustakaan. Perpustakaan umumnya memberikan layanan kepada anak-anak dan menempati ruangkhusus yang didesain sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan anak-anak.

Pemanfaatan perpustakaan yang tersebar diseluruh dunia berbeda-beda, baik di Indonesia maupun di negara luar. Hal ini yang menjadi latar belakang Nove E. Variant Anna, S.Sos, MIMS., dan rekannya Dessy Harisanty, S.Sos., MA., melakukan penelitian mendalam terkait fenomena tersebut.

“Penelitian yang kami lakukan menggunakan pendekatan deskriptif dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden di perpustakaan umum NLPI Taichung dan Bapersip Surabaya. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 200 anak usia 7-12 tahun. Survei ini dilakukan pada bulan Oktober  hingga November 2019,” jelas dosen Fakultas Vokasi tersebut.

Dosen yang akrab disapa Nove tersebut menjelaskan bahwa terdapat perbedaan pengantar anak yang datang ke perpustakaan di Indonesia dan Taiwan.Motivasi anak-anak mengunjungi perpustakaan sangat bervariasi, mulai dari untuk menyelesaikan tugas sekolah, menikmati suasana ruangan yang nyaman, ajakan teman, kecintaan membaca dan rekomendasi baik dari guru dan orangtua.

Hasil penelitian yang didapatkan Nove dan rekannya menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan motivasi anak-anak untuk mengunjungi perpustakaan antara anak-anak di Indonesia dan Taiwan.Motivasi terbesar anak-anak di Indonesia untuk berkunjung ke perpustakaan adalah untuk menyelesaikan tugas sekolah sebesar 31%, sedangkan anak-anak di Taiwan mengungkapkan bahwa kecintaan membacalah (80%) yang memotivasi mereka untuk datang ke perpustakaan umum. 

“Pencarian koleksi perpustakaan oleh anak-anak Indonesia dan Taiwan juga beragam. Anak-anak Taiwan dan Indonesia lebih senang mencari koleksi di rak buku, dengan presentase sebesar 67% dan 50%. Selain itu, baik anak-anak di Taiwan dan Indonesia menggunakan OPAC dengan presentase 11% dan 2%, karena memudahkan mereka untuk melihat seluruh koleksi di layanan anak-anak tersebut. Selain itu OPAC di NLPI didesain sangat menarik dengan menggunakan gambar dan penuh warna,” tambahnya.

Yang menonjol dari hasil penelitian yang dilakukan yaitu perbedaan pengantar anak yang datang ke perpustakaan di Indonesia dan Taiwan. Jika di Indonesia sebagian besar anak datang bersama temannya (35%), kemudian ibu, kakak, dan keluarga maka di Taiwan, sebagian besar anak-anak datang dengan ibu (49%), ayah, dan keluarga (ayah, ibu dan adik/kakak).

“Hasil penelitian yang kami lakukan harapannya dapat memberikan informasi faktor-faktor yang memengaruhi anak-anak saat menggunakan perpustakaan umum baik di Indonesia maupun di Taiwan. Faktor-faktor tesebut antara lain variabel psikologis, variabel demografi, variabel terkait peran, variabel lingkungan, dan variabel karakteristik sumber,” harapnya.

Penulis: Dian Putri Apriliani

Editor: Nuri Hermawan

Link terkait artikel tersebut: https://digitalcommons.unl.edu/libphilprac/2687/

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).