Gebyar Kependudukan Airlangga Soroti Pemberdayaan SDM Jawa Timur

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Mengikuti dinamika pertumbuhan dan usaha pemberdayaan kependudukan, UKM Kependudukan Universitas Airlangga menggelar Gebyar Kependudukan Airlangga 2019. Acara yang dihelat di Aula Flamingo Restaurant tersebut mengambil tema besar Strategi Generasi Millenial dalam Menanggulangi Dampak Kependudukan Guna Mewujudkan SDG’s 2030.

Dibagi dalam dua sesi, materi pertama diisi oleh H. Yenrizal Makmur, S.P, MM selaku ketua perwakilan BKKBN Jawa Timur serta Sambudi selaku perwakilan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur.

Yenrizal mengungkapkan bahwa tahun 2019, jumlah penduduk dunia telah mencapai 7,7 Milyar orang. Hal itu perlu menjadi perhatian karena mengikuti jumlah tersebut angka ketersediaan pangan, pendidikan, sanitasi, dan berbagai aspek lain turut meningkat.

“Jawa Timur memiliki angka pertumbuhan penduduk yang lumayan rendah 0,56. Sebuah prestasi. Tapi kembali lagi, jika akomodasi bagi pertumbuhan penduduk tidak tersedia, maka akan menimbulkan masalah kependudukan seperti stunting, pengangguran, kemiskinan, defisit air bersih dan masih banyak lagi,” ungkapnya

Untuk itu, Yenrizal mengimbau milenial untuk ikut berperan mengatasi dan mencegah ledakan penduduk melalui pendidikan dan inovasi. “Kita dorong remaja untuk merencanakan hidupnya, pendidikan difasilitasi. Selebihnya, kami harapkan milenial mampu berperan dengan inovasi-inovasinya agar terwujud SDG’s di tahun 2030.”

Sementara itu, Sambudi menyoroti segi administrasi dan pemberdayaan sumber daya manusia. “Penduduk Jawa Timur hampir menyentuh angka 40 juta. Tapi sayangnya mayoritas masih banyak yang mengabaikan pelaporan tingkat pendidikan. Hal ini membuat laporan data kita buruk,” kata Sambudi.

Di sisi lain, mengikuti Nawa Bakti Satya Gubernur Jawa Timur, Sambudi mengungkapkan bahwa ada beberapa poin yang hendak dicapai untuk memberdayakan penduduk. Misalnya, Pos Kesehatan Desa, Taman Posyandu, halal tourism, pemberdayaan koperasi, dan masih banyak lagi.

Pada sesi kedua, yang dijeda dengan penampilan musik angklung, materi diisi oleh Dr. Lutfi Agus Salim, SKM, M.Si selaku ahli demografi UNAIR serta Adinda Putri selaku Miss Earth Indonesia Animal Welfare 2018. Dr. Lutfi pada materi pertama menekankan bahwa usaha untuk menekan ledakan penduduk menjadi pekerjaan rumah bersama.

“Indonesia tahun ini tingkat pertumbuhan penduduk menempati peringkat 4 di dunia. Beberapa tahun lagi kami harapkan bisa turun ke peringkat 6.” Jelasnya.

Maka, untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan konsep pemahaman bahwa fertilitas atau kelahiran harus dipandang dan diwujudkan sebagai input dan bukan outpout. “Artinya, keluarga yang hendak ingin memiliki anak harus merencanakannya dengan matang. Dipersiapkan kebutuhan masa depan anak. Agar kelak tidak ada masalah yang timbul akibat ledakan penduduk,” katanya.

Sementara itu, Adinda Putri menyampaikan fokusnya pada SDG’s untuk milenial dan mahasiswa. “Banyak yang belum paham SDG’s. Padahal pada konsep ini milenial lah yang paling berperan,” katanya.

Adinda mengungkapkan bahwa peran milenial tersebar dalam berbagai hal, seperti pengembangan potensi daerah, diversifikasi kerja, pemberdayaan pangan, pengurangan tingkat pernikahan dini, pembangunan relasi internasional, penanganan sampah, dan masih banyak lagi. Intinya, diharapkan bonus demografi tidak hanya menjadi bonus pada struktur umur, akan tetapi juga diikui oleh pemberdayaan dan manajemen talenta bagi generasi muda. (*)

Penulis: Intang Arifia

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).