Fadlan Muzakki, Koordinator PPI Dunia Ungkap Strategi Kepemimpinan dan Manejemen Relasi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Sabtu (19/10/19) Kementerian Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa menyelenggarakan Airlangga Leadership Program. Acara yang bertajuk Nationalism Leader in Digital Era tersebut ditujukan untuk menghadapi tantangan kepemimpinan di era digital. Karena itu, Fadlan Muzakki selaku Koordinator Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia membagikan pengetahuan dan ilmunya kepada mahasiswa UNAIR.

Fadlan membuka materinya dengan cerita singkat mengenai perjalanannya hingga sampai seperti sekarang. “Saya dulu lulus kuliah S1, langsung ditawari kerja sebagai staf ahli DPD/MPR RI. Hal yang lucu adalah, mereka menawari saya pekerjaan karena sikap saya yang kerap mengkritisi mereka semasa kuliah,” ujarnya.

Bagi Fadlan, generasi muda saat ini harus selalu memanfaatkan setiap kesempatan di setiap situasi. Dalam organisasi contohnya, mahasiswa harus mampu membangun relasi dan jaringan seluas-luasnya. Sehingga kelak jika telah turun dari jabatan, benefit dari jaringan tersebut dapat terus diperoleh.

Selain itu, Fadlan melontarkan studi kasus unik mengenai manajemen organisasi. “Apa yang akan terjadi, jika sebuah organisasi tidak memiliki akses Whatsapp, Facebook, Line, maupun berbagai media koneksi yang lain. Saya tanya, bagaimana cara kalian nanti akan berhubungan dan berkoordinasi?”

Fadlan mengungkapkan bahwa masalah tersebut sejatinya hadir dalam keorganisasian PPI Dunia, di mana dia harus mengoordinasikan PPI dari seluruh penjuru dunia sementara di Tiongkok, pusat studinya, melarang penggunaan beberapa media sosial. “Solusinya adalah aplikasi dan big data. Melalui aplikasi, kami dapat mengakomodasi ratusan ribu anggota PPI dari seluruh dunia. Selain itu big data ini juga kami gunakan sebagai resourse yang dapat menghasilkan berbagai benefit selain kemudahan komunikasi, seperti branding dan sponsor,” jelas Ketua PPI Tiongkok terssebut.

Di era digital, mahasiswa sudah bukan waktunya lagi mengikuti arus. Melainkan harus mampu berpikir inovatif dan adaptif. Jangan hanya mau untuk terpaku pada satu bidang saja, sedangkan modernisasi terus berjalan tanpa mau menghiraukan stagnansi individu.

Mahasiswa Zhejiang University Tiongkok tersebut menyebutkan bahwa dalam organisasi banyak hal yang mampu diraih apabila bisa memanfaatkan strategic leadership yang tepat. “Organisasi non-profit biasanya memang duitnya tidak banyak. Tapi mereka mampu mengikat anggota-anggotanya dengan lebih kuat, itu yang harus dimanfaatkan. Selain itu kalian juga harus paham direct selling. Di masa kini yang dapat dijual bukan hanya produk saja, tapi profil atau personality juga bisa meningkatkan performa individu dan organisasi.” Ungkap Fadlan.

Sebagai contoh, Fadlan mengungkapkan bahwa melalui big data PPI Dunia, organisasi tersebut mampu menjadi organisasi yang diperhitungkan jika banyak anggotanya yang berprestasi dan memiliki berbagai pencapaian lain yang  dipublikasikan. Sebab, sejatinya SDM menjadi kekuatan utama dari sebuah organisasi.

Berikutnya Fadlan membagikan sedikit tips dalam membangun relasi dan self-branding yang tepat. “First impression dan outlooking saat pertama kali orang bertemu dengan kita itu penting. Contohnya saya, hadir di seminar ini menggunakan batik, celana jeans, dan gaya bicara yang bisa dikatakan lumayan santun. Hal ini saya lakukan untuk membangun image perwakilan PPI Dunia yang sopan, trendy, tapi di satu sisi juga punya sense tradisional dan nasionalisme,” tutupnya. (*)

Penulis: Intang Arifia

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).