Sekolah Pascasarjana UNAIR Adakan Seminar Ilmu Forensik

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Pekan Ilmiah Forensik (PIF) merupakan salah satu kegiatan terbesar yang diadakan oleh Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (UNAIR). PIF telah diadakan sejak 2017 dan tahun ini merupakan kali kedua acara tersebut diselenggarakan.

PIF kedua diselenggarakan selama tiga hari, yakni pada 11-13 Oktober 2019. Hari kedua acara adalah diselenggarakannya seminar nasional di The Empire Palace Surabaya. Acara dibuka langsung oleh Wakil Rektor II Dr. Muhammad Madyan, S.E., M.Si., M.Fin.

Dr. Madyan dalam sambutannya berharap seminar dan workshop yang digelar oleh Sekolah Pascasarjana UNAIR dapat membawa manfaat bagi peserta.

“Harapannya semoga seminar dan workshop ini akan memberikan manfaat besar kepada kita semua, juga skill, karena workshop juga menekankan pada praktik,” ungkapnya.

Seminar dengan tema Penerapan Multidisiplin Ilmu dalam Bidang Forensik di Indonesia dihadiri oleh Kepala Pusat Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS), Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Polisi Drs. Hudi Suryanto.

Selain mendatangkan pihak INAFIS sebagai pembicara, panitia seminar juga mengundang beberapa pemateri dari Instansi yang terkait dengan dunia forensik.

Acara seminar terbagi menjadi tiga panel. Panel satu dengan pemateri Kombes Pol. Drg. Lisda Cancer. Ia fokus membahas tentang identifikasi forensik pada suatu peristiwa dan bencana. Pemateri kedua adalah Listyo Yuwanto, S.Psi., M.Psi dosen Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Ia membawakan materi terkait penanganan psikologis pasca terjadinya peristiwa dan bencana.

Di akhir materi, Listyo mengundang dua perempuan yang dulu menjadi korban bencana untuk mengajarkan senam tangan. Tujuannya, agar tubuh dan jiwa menjadi rileks. Senam tangan itu disambut hangat oleh para peserta seminar.

Pada panel dua, hadir sebagai pemateri Aiptu Pudji Harianto, S.H., M.Si. dosen dari Magister Forensik Sekolah Pascasarjana UNAIR dan Dr. Magdalena Sri Handayani, M.Si., DFM., Apt. ahli toksikologi yang sekaligus sebagai pelopor berdirinya Magister Forensik Sekolah Pascasarjana UNAIR. Ia banyak menjelaskan terkait identifikasi forensik yang ada di tempat kejadian perkara (TKP).

Sementara panel tiga, hadir sebagai pemateri Prof. Dr. Sadjijono, S.H., M.Hum dan Agus Siswinarno.

Sebagai closing statement Prof. Dr. Sri Iswati, SE., M.Si., Ak Direktur Sekolah Pascasarjana  mengungkapkan betapa pentingnya ilmu forensik untuk dipelajari. Tentu saja, menurutnya, ilmu forensik memiliki banyak sekali manfaat untuk kemaslahatan orang-orang.

“Dengan kita belajar ilmu forensik, insya Allah akan menambah ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena banyak bersinggungan dengan dunia kematian. Dan untuk orang-orang di sekitar kita apabila terjadi musibah, ilmu forensik dinanti untuk mengidentifikasi dan meyakinkan secara ilmiah tentang mayat korban,” ungkapnya. (*)

Penulis: Sugeng Andrean

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).