Lima Sikap BEM UNAIR Tanggapi Situasi Terkini Jelang Pelantikan Presiden

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden tanggal 20 Oktober 2019, berbagai isu politik berkembang. Berbagai pihak berharap agar dinamika isu tersebut tidak berdampak negatif terhadap situasi kemasyarakatan, bangsa dan negara.

Menyikapi kondisi terkini, Ketua Badan Ekskutif Mahasiswa UNAIR, Agung Tri Putra, dengan didampingi Rektor Universitas Airlangga, Prof. M. Nasih menyampaikan sejumlah sikap mahasiswa sebagai anak banga.

Pernyataan ini berisi tentang keprihatinan terhadap dinamika perpolitikan Indonesia. Karena itu, BEM UNAIR akan tetap ikut menjaga kondusivitas sosial politik. Dan, tetap akan memperjuangkan aspirasinya melalui berbagai saluran komunikasi sesuai dengan aturan yang berlaku. Lima sikap yang disampaikan itu adalah:

  1. Pertama, Agung menyampaikan bahwa BEM Universitas Airlangga secara mendalam ikut prihatin atas kondisi kebangsaan terkini dan mendesak kepada pemerintah untuk menuntaskan agenda reformasi.
  2. Kedua, BEM Universitas Airlangga ikut mendukung suasana harmoni, damai, dan kondusif, serta menolak dan mengutuk segala bentuk tindak kekerasan, kriminaslisasi, dan antitoleransi. Demokrasi tidak dibangun atas dasar antitoleransi. Paham antitoleransi harus diusir jauh dari bumi Indonesia.
  3. Ketiga, BEM Universitas Airlangga mengajak seluruh pihak potensial bangsa untuk bersama mencari solusi problematika kerakyatan, keamanan, pangan, krisis air, politik, sosial, terutama ekonomi, dalam prespektif di era revolusi industri 4.0 guna mempersempit kesenjangan sosial dan mengorbankan perang terhadap agenda kemiskinan.
  4. Keempat, BEM Universitas Airlangga mengajak kepada seluruh eksponen bangsa, terutama pada kaum politisi, untuk mengembangkan jiwa kenegarawanan yang semakin menjauh dengan mengutamakan kepentingan keselamatan bangsa dan negara daripada mengembangkan dan menumbuhkan politik golongan dan kelompok.
  5. Kelima, BEM UNAIR mendesak kepada pemerintah untuk segera cepat dan simultan dan ekstra serius untuk menyiapkan regenerasi bangsa secara apik, konferhensif untuk menyiapkan generasi unggul untuk menuju Indonesia jaya.

Pada intinya, Agung menekankan seluruh pihak mengedepankan sikap menjaga persatuan dan kesatuan. Termasuk tidak mengedepankan egositas sektoral. ”Intinya kita harus mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia atas segala hal. Bagaimana caranya kita bisa menyelesaikan masalah dengan hal-hal yang bisa mempersatukan,” ujarnya.

”Jadi, kita harus tanamkan adalah semangat berbangsa dan bernegara dan merawat kesatuan bangsa Indonesia. Jadi, semangatnya adalah memepersatukan Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, Rektor UNAIR juga mengimbau seluruh pihak tetap mengedepankan sikap saling menghormati dan sikap kedewasaan dalam menyikapi keberbedaan. Di sisi lain, Prof Nasih berharap event tanggal 20 Oktober 2019 adalah event kenegaraan. Tentu semua pihak, lanjut dia, juga berharap akan berjalan dengan sukses dan lancar, tanpa tercederai oleh peristiwa kurang dewasa yang justru merugikan bangsa Indonesia.

”Bagaimanapun, Kita sudah 74 tahun merdeka. Kita juga sudah berkali-kali melakukan hal yang sama (pelantikan, Red). Dan, dunia pasti selalu melihat dan meneropong kita. Seberapa dewasa sebenarnya bangsa Indonesia,” ungkapnya.

”Mari kita tunjukkan kedewasaan kita dalam berpolitik, kedewasaan kita berdemokrasi, kedewasaan kita berakademisi, dan kedewasaan kita dalam berbangsa dan bernegara,” imbuhnya.

Prof Nasih turut mengingatkan bila terjadi hal yang menganggu, yang terdampak bukan hanya satu atau dua pihak, namun seluruh masyarakat dan bangsa. Karena itu, diharapkan kedewasaan itu mampu ditunjukkan oleh seluruh pihak. Termasuk kesadaran serta semangat berkebangsaan yang beradab.

Penulis: Feri Fenoria

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).