Pakar UNAIR: Munculnya Konten Seksual Pengaruhi Minat Beli Produk di Media Sosial

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Artikel Ilmiah oleh Feri Fenoria

UNAIR NEWS –  Percepatan informasi melalui media sosial telah mendapat tanggapan positif dan negatif dari para penggunanya. Banyak kepentingan elit media yang menembus dunia maya hanya untuk mempromosikan produk dan mendapatkan keuntungan yang besar. Media online yang seringkali digunakan adalah twitter, instagram, facebook dan line.

Fenomena pesan yang ada di media sosial tentu mendapatkan tanggapan dari penelitian Prof. Dra. Myrtati D. Artaria, MA., Ph.D bersama timnya Dwi Prasetyo. Ia mengatakan bahwa iklan dengan sosok laki-laki berpenampilan sexy di media online memiliki kesan dapat menarik perempuan. Laki-laki seolah dicitrakan dengan tubuh kekar, putih dan ideal. Hal ini merupakan bagian dari seksualitas tubuh pria yang ditawarkan kepada para netizen di media online.

Menurutnya, fenomena semacam itu bukan hanya lantaran gambar melainkan sebuah permainan konstruksi dan komodifikasi yang diambil alih oleh pengiklan untuk mencari daya tarik. Melalui aktifitas kapitalisme, konsumen akan dipengaruhi untuk menghasilkan ketidakseimbangan berfikir dalam memilih suatu produk. Perlu diketahui, bahwa komodifikasi merupakan sebuah proses mengubah barang, jasa, gagasan yang dinilai dari kegunaannya kemudian diubah menjadi sebuah nilai tukar.

“Komodifikasi itu menyoroti unsur-unsur seksualitas dan memiliki nilai harga ekonomis,” tuturnya.

Lanjut Prof Myrta, adanya Segmentasi iklan dengan konten seksualitas terbagi menjadi dua yaitu kerumunan histeris (perempuan) dan individu yang terobsesi. Pada kasus ini, media telah menjadi bagian dari sistem ekonomi dan terkait dengan sistem politik itu sendiri. Pemilik modal dan kekuasaan media menyebabkan efek negatif pada masyarakat. Sehingga isi pesan yang disampaikan akan diatur oleh apa yang akan dijual di pasar dan konten media adalah komoditas utama yang dijual.

“Ekonomi politik ini dapat membongkar kejahatan sosial yang dilakukan oleh media dalam memengaruhi masyarakat. Posisi media lebih banyak menempatkan pada pasar daripada kebutuhan orang yang mengaksesnya,” ungkapnya.

Fenomena adanya unsur konten seksual digunakan untuk menarik pasar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi media. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tubuh laki-laki dalam hal ini menjadi sebuah objek yang dapat dinikmati sekaligus menjadi nilai tukar dalam meraup keuntungan.

“Konten produk iklan, dalam bentuk gambar dan tulisan digunakan untuk mewujudkan seksualitas menjadi nilai tukar yang tinggi,” tutupnya.

Penulis: Khefti Al Mawalia

Editor: Nuri Hermawan

Referensi : Dwi Praseyo, Myrtati D. Artaria. 2018. Sexual Commodification of Men’s Bodies in Online Media. In Proceeding of The International Post-Graduate Conference on Media and Communication – Media and Communication in The Politics, Industrialization, and Empowerment p. 380-382, Scitepress. https://www.researchgate.net/publication/329518551_Sexual_Commodification_of_Men’s_Bodies_in_Online_Media

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).