Alumni UNAIR Galakan Peduli Lingkungan Melalui Komunitas Kampoeng Djoeang

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
MUCHAMMAD Syafrizal Izaqi (tengah) ketika memaparkan materi pada Rabu (16/10/19) di ruang kuliah satu FKM UNAIR. (Foto : istimewa)

UNAIR NEWS – Kampoeng Djoeang adalah sebuah komunitas yang bergerak dibidang lingkungan. Komunitas tersebut dibentuk oleh beberapa mahasiswa dari berbagai universitas di Surabaya termasuk Universitas Airlangga (UNAIR). Muchammad Syafrizal Izaqi adalah alumni UNAIR jurusan hubungan internasional tahun 2016 sekaligus menjadi ketua komunitas Kampoeng Djoeang itu. Komunitas tersebut, terbentuk sejak bulan April tahun 2018 lalu.

Ketika menjadi narasumber dalam acara talkshow Ngopi Yuk ! pada Rabu (16/10/19), ia mengatakan bahwa gerakan peduli lingkungan itu pertama kali dilakukan pada kampung yang berada di belakang UNAIR Kampus B. Di sana, mereka (komunitas kampoeng djoeang, Red) mencoba membantu masyarakat dengan membuat tempat sampah permanen guna mengurangi bau akibat sampah yang menumpuk. Selanjutnya, komunitas kampoeng djoeang mulai membuat mural yang memuat pesan tentang lingkungan di dinding kampung-kampung lain dengan izin masyarakat sekitar.

“Alasan memilih mural, karena di psikologi itu ada sebuah prinsip namanya di bawah alam kesadaran, jadi ketika melihat hal yang indah, secara tidak sadar kita memiliki pemikiran bahwa kita tidak boleh merusak hal yang indah tersebut,” ucapnya di ruang kuliah satu FKM UNAIR.

Dia menambahkan bahwa untuk menjadi seorang yang peduli terhadap lingkungan, tidak perlu harus ahli dalam bidang tersebut. Asal ada kemauan dan dikerjakan bersama-sama maka hal yang diimpikan bisa terwujud.

“Pesan pentingnya yaitu kalian (mahasiswa, Red) gak butuh jadi expert dibidang itu untuk mulai peduli soal lingkungan, bahasa kerennya itu tindakan kecil akan memberikan dampak yang luar biasa kalau dikerjakan secara bersama-sama,” imbuhnya.

Workshop dan seminar merupakan kegiatan yang sering dilakukan komunitas tersebut untuk terus mengajak masyarakat agar peduli terhadap lingkungan. Melalui kegiatan itu, mereka memberikan contoh kepada masyarakat untuk mulai mengurangi penggunaan sampah plastik. Salah satu caranya mengganti snack plastik dengan makanan prasmanan yang tidak membutuhkan plastik.

Izaqi menuturkan, ada lima prinsip zero waste yang dapat dilakukan guna mendukung konsep ramah lingkungan yakni refuse (menolak), reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (daur ulang), dan rot (membusukkan). Menurutnya, perilaku ramah lingkungan mudah untuk dilakukan. Misalnya dengan membawa tote bag dan tumblr sebagai pengganti kantong plastik dan botol plastik.

Di akhir materi, dia berpesan kepada mahasiswa untuk berani bersuara untuk dapat mewujudkan kebijakan yang ramah lingkungan. Paling tidak dimulai dari diri sendiri, karena banyak tantangan yang harus dihadapi untuk membuat orang lain turut menjaga lingkungan. (*)

Penulis : Dita Aulia Rahma

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).