Adakan Talkshow, Aquabest 2019 Bedah Tuntas Teknik Kultur Moina

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sesi foto bersama pemateri dan peserta Talkshow Aquabest 2019. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Aquabest (Aquaculture Betta Contest) kompetisi ikan cupang yang diadakan Himakua (Himpunan Mahasiswa Akuakultur) Universitas Airlangga (UNAIR) PSDKU Banyuwangi pada hari Minggu, 13/10 tidak hanya menyajikan kontes ikan cupang saja. Yang menarik, panitia juga mengadakan sesi talkshow untuk peserta kontes ikan cupang untuk mengisi waktu penjurian.

Talkshow yang berjudul Bedah Tuntas Teknik Kultur Moina ini diadakan pada rentang waktu selama penjurian berlangsung. Dihadiri oleh seluruh peserta kontes ikan cupang, dengan pematerinya adalah Darmawan Setia budi, S.PI, M.SI. selaku dosen program studi Akuakultur FPK UNARI Banyuwangi yang juga merupakan praktisi dalam kultur Moina.

“Dalam budidaya ikan cupang, fase yang paling riskan adalah pada saat fase pemeliharaan larva terutama pada pemilihan pakan. Jika tidak tepat pakan tidak akan terserap dan malah mencemari air dan dapat menyebabkan kematian pada larva ikan. Karena itu dibutuhkan pakan yang sesuai dengan lebar bukaan mulut ikan dan sistem pencernaan ikan,” jelas Darmawan.

Dosen FPK itu menjelaskan bahwa pada umumnya, para pembudidaya akan menggunakan pakan alami seperti plankton untuk pakan larva ikan karena sesuai dengan morfologi ukuran mulut ikan juga tidak merubah kualitas air. Sedangkan pada ikan cupang sendiri masih banyak menggunakan pakan mati seperti kuning telur yang bisa merubah sifat kimia air yang mana jika parameter air tidak sesuai dengan kebutuhan optimal larva bisa menyebabkan kematian. 

Moina, lanjutnya, merupakan salah satu jenis plankton dari golongan zooplankton yang sering digunakan pembudidaya untuk pakan alami karena ukuran yang cocok dan karakter Moina yang tidak mencemari lingkungan. Selain itu,keunggulan dari Moina adalah sifat makan-nya yang filter feeder (menyaring air untuk mencari makan) sehingga bisa menjernihkan air.

“Ditambah lagi, kandungan protein Moina juga tinggi dan cocok untuk pertumbuhan larva,” tandasnya.

Darmawan juga menerangkan bahwa teknik kultur atau budidaya Moina bisa dikatakan cukup mudah kita hanya perlu menyiapkan beberapa alat, pupuk dan starter awal Moina. Dalam kultur Moina metode yang sering dilakukan ada 2 yakni  metode kultur green water dan teknik bakteri menggunakan Effective Microorganisms (EM).

“Yang keduanya memiliki konsep yang sama yakni penyediaan makanan bagi Moina,” ungkapnya.

Pada teknik kultur green water, sambung Darmawan,langkah pertama adalah membuat racikan pupuk sebagai nutrisi bagi alga hijau yang akan tumbuh, kemudian beri starter green water dan racikan pupuk pada ember berisi air dan letakkan dibawah sinar matahari supaya green algae tumbuh dan apabila airsudah berwarna hijau beri starter Moina dan biarkan 3-5 hari kemudian panen Moina.

“Sedangkan untuk teknik kultur bakteri, prinsip kerjanya hampir sama hanya saja menggunakan starter bakteri Effective Microorganisms (EM) dan nutrisi untuk pertumbuhan bakteri menggunakan molase atau sering disebut tetes tebu,” pungkasnya. (*)

Penulis: Ivan Syahrial Abidin

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).