Susah Lolos PKM Didanai? Yuk Intip Kiat-Kiat Sukses Dari Peraih Medali PIMNAS!

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
M. Fairuzzuddin Zuhair saat memberi materi mengenai teknik presentasi dan materi presentasi dalam acara Inspiring Talk AcSES Goes to PIMNAS pada 15 Oktober 2019 di Aula Tirto FEB UNAIR. (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Association of Sharia Economics Studies (AcSES) Unit Kegiatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) yang bergerak di bidang penalaran, menyenggarakan sebuah acara bertajuk Inspiring Talk AcSES Goes to PIMNAS (AGTP). Acara diselenggarakan pada Senin (14/10/2019) bertempat pada Aula Tirto lantai 2 FEB UNAIR.

Acara AGTP ini didasari oleh keprihatinan terhadap minimnya mahasiswa bidang sosial humaniora, khususnya FEB, yang berhasil lolos proposal Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) didanai hingga menuju Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Dalam acara Inspiring Talk AGTP ini diisi langsung oleh Hilmi Putra Pradana, peraih medali emas pada PIMNAS 31; serta M. Fairuzzuddin Zuhair, peraih medali perunggu pada PIMNAS 32.

Dalam kesempatan itu, Hilmi menyampaikan materi tentang kiat-kiat sukses dalam penyusunan proposal PKM hingga setelah berhasil didanai. Menurutnya, dalam penyusunan proposal PKM harus memperhatikan beberapa hal. Seperti penulisan judul PKM, syarat administrasi, permasalahan yang harus aktual, novelty, hingga kesesuaian ide dengan jenis PKM.

“Judul merupakan hal pertama yang dilihat oleh juri. Buatlah judul semenarik mungkin, karena dari judul sudah kelihatan isinya apakah menarik atau tidak,” ujar Hilmi.

“Kemudian setelah itu yang dilihat adalah latar belakang yang harus kuat yang harus dilengkapi oleh data, fakta, urgensi, dan alur, sehingga dapat meningkatan kepercayaan si pembaca,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu Hilmi juga menerangkan mengenai batasan-batasan pada jenis-jenis PKM. Menurutnya, kebanyakan dari mahasiswa belum mengerti sepenuhnya mengenai batasan-batasan tersebut.

“Sebenarnya PKM Teknologi bukan membuat sebuah alat tetapi kita menawarkan sebuah alat kepada mitra yang telah mempunyai laba dan cocok digunakan dalam bisnisnya. Sedangkan yang membuat alat itu PKM Karsa Cipta,” terang Hilmi.

Hilmi juga menjelaskan tentang PKM Kewirausahaan (PKM-K) yang sebagian besar mahasiswa FEB memilih PKM-K untuk diajukan menjadi proposal. Menurutnya, tips dalam menyusun PKM-K harus melihat beberapa hal, seperti produk sudah terbukti khasiatnya, tidak boleh dalam proses penelitian, serta telah mempunyai profit.

Selain tentang PKM yang disampaikan oleh Hilmi, Fairuz menyampaikan materi tentang teknik presentasi dan materi presentasi. Menurut Fairuz, teknik presentasi sangat sederhana. Yaitu dengan without the box yang menjadi penilaian adalah memberikan first impression yang berbeda kepada dewan juri.

“Cara memberikan first impression dengan menjadi berbeda itu lebih baik dari pada sekedar menjadi lebih baik. Karena pada zaman serba kompleks ini, menjadi berbeda itu jauh lebih dilihat orang dari pada menjadi sedikit lebih baik, dan harus menjadi yang berbeda dari orang lain,” tutur Fairuz.

Fairuz juga menambahkan, dalam melakukan presentasi harus memperhatikan materi presentasi yang tidak bertele-tele, bukan hanya bersifat sebagai kulit permasalahan, serta dalam tanya jawab sebuah presentasi semua anggota harus menjawab. Sehingga, dapat saling menguatkan argumen satu sama lain. (*)

Penulis: Febrian Tito Zakaria Muchtar

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).