Anak-Anak Rentan Terkena Benzena di Lingkungan Indoor

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Fimela.com

Karena anak-anak banyak menghabiskan sebagian besar waktu mereka di dalam ruangan seperti di pusat penitipan anak, preschool dan sekolah, mereka lebih mungkin terpapar oleh polutan udara dalam ruangan. Volatile organic compounds (VOC) atau senyawa organik yang mudah menguap seperti benzene telah diukur di lingkungan indoor selama beberapa decade. Dimana beberapa penelitian tentang paparan benzena pada anak-anak telah menyebabkan berbagai efek kesehatan diantaranya kemungkinan terjadinya leukemia pada anak. Hal ini disebabkan karena anak-anak masih berada dalam proses perkembangan, dimana tubuh dan paru-paru mereka menghirup lebih banyak udara.

Artikel ini bertujuan untuk mengevaluasi paparan benzene pada anak-anak dalam rentang waktu selama 15 tahun (2003-2018) dalam lingkungan indoor dari studi di seluruh dunia. Pencarian literatur yang komprehensif telah dilakukan untuk mengidentifikasi studi tentang anak-anak yang terpapar benzena dalam lingkungan indoor yang dilakukan di seluruh dunia. Di antara 24 artikel yang telah dievaluasi, lingkungan yang paling sering diteliti adalah di sekolah dasar (54%) dan konsentrasi benzena tertinggi ditemukan di preschool yaitu sebesar 148,0 μg / m3 di Cina.

Evaluasi paparan benzena pada anak-anak di lingkungan dalam ruangan dari 15 tahun terakhir mengungkapkan bahwa tidak ada peraturan dan standar khusus untuk kualitas udara dalam ruangan yang telah dibuat. Selain itu, perbandingan antar studi dilakukan tanpa mempertimbangkan metode pengambilan sampel. Secara umum, durasi pengambilan sampel ditemukan berbeda di sebagian besar studi. Hal ini menjadi masalah bagi para peneliti global yang ingin membandingkan temuan mereka dengan studi sebelumnya, sehingga perlu dilakukan pendekatan standar terutama dalam pengumpulan data, metode pengambilan sampel dan cara pelaporan data.

Artikel ini juga menemukan bahwa sebagian besar studi dilakukan di lingkungan sekolah dan hanya 15 persen dilakukan di preschool dan 31 persen untuk pusat penitipan anak. Tingkat benzena tertinggi ditemukan di preschool di 143,0 μg/m3. Hasil ini menunjukkan bahwa beberapa lingkungan preschool mungkin menjadi sumber paparan benzena yang signifikan. Dengan demikian, penting untuk meningkatkan jumlah penelitian terkait paparan benzena di preschool masa depan. Selain itu, anak-anak di preschool dan pusat penitipan anak mungkin lebih rentan terhadap efek paparan benzena dibandingkan dengan anak-anak di sekolah.

Hasil yang ditemukan terkait konsentrasi benzena juga menunjukkan adanya peningkatan risiko kesehatan untuk anak-anak. Sebuah studi oleh Rumchev dkk (2004) mengemukakan bahwa anak-anak yang terpapar benzena pada kadar ≥20 μg/m3 delapan kali lebih mungkin menderita asma. Duarte-Davidson dkk (2001) menyimpulkan bahwa bukti dari penelitian pada manusia menunjukkan bahwa risiko leukemia pada bayi dan anak-anak yang terpapar konsentrasi benzena pada 3,4 μg/m3 hingga 5,7 μg/m3 secara terus menerus. Namun, tidak ada Nilai Ambang Batas (NAB) paparan yang diketahui untuk risiko paparan benzena. Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai upaya untuk mengurangi tingkat paparan dalam ruangan serendah mungkin. Di antaranya dengan menghilangkan aktivitas di dalam ruangan yang mungkin menghasilkan dan menggunakan benzena, seperti menggunakan bahan bangunan yang mengandung bensin. Selain itu, perlu adanya penggunaan ventilasi yang memadai di gedung seperti di gedung modern yang terletak di dekat lalu lintas padat atau pada sumber benzene di luar ruangan utama lainnya, sehingga akan bermanfaat bagi penghuninya, utamanya anak-anak.

Kesimpulan yang didapatkan dari artikel yang dievaluasi dalam penelitian ini ialah sebagian besar anak-anak terpapar benzena saat mereka menghabiskan waktu di lingkungan indoor yang tidak sesuai dengan standar sehingga dapat menyebabkan peningkatan potensi kesehatan, seperti risiko asma dan kanker. Untuk memungkinkan perbandingan yang lebih valid di antara studi-studi yang akan dilakukan di masa mendatang, pendekatan standar untuk pengambilan sampel dan cara yang benar dalam pelaporan data harus dikembangkan. Pada akhirnya, perhatian yang lebih besar harus difokuskan pada studi kualitas udara dalam ruangan yang terkait dengan polusi udara seperti benzena yang seringkali tidak dilaporkan dan dengan sasaran populasi yang rentan seperti pada anak-anak dan orang tua. Selain itu, sistem follow-up pada polusi kesehatan dan lingkungan harus dikembangkan di setiap negara untuk memantau dan mengidentifikasi sumber dan efek kesehatan dari polusi udara.

Penulis : Abdul Rohim Tualeka

Detail tulisan ini dapat dilihat di

http://asianjae.org/_common/do.php?a=full&b=12&bidx=1694&aidx=21027

Judul Artikel Scopus:

A Review on the Exposure to Benzene among Children in Schools, Preschools and Daycare Centres

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).