Pengmas FV UNAIR Ajak Pelaku UMKM Sidoarjo Kuatkan Daya Saing

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Novyandri Taufik Bahtera, S.E., M.Sc selaku Ketua Pengmas Fakultas Vokasi memberikan cindera mata kepada Masyhud selaku Ketua Pimpinan Muhammadiyah Kabupaten Sidoarjo (Mitra Pengmas). (Foto : istimewa)

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) selalu berupaya meningkatkan pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi, tak terkecuali dalam bidang pengabdian kepada masyarakat (pengmas). Sejalan dengan hal itu, Fakultas Vokasi (FV) UNAIR mengadakan pengmas pada Jumat (11/10/2019).

Bertempat di Gedung Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sidoarjo, FV UNAIR mengadakan pengmas yang dipandu langsung oleh Himmatul Kholidah, S.EI., M.SEI.  Kegiatan pengmas tersebut diikuti oleh pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Binaan Muhammadiyah Sidoarjo.

Kegiatan pengmas diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh Hanifiyah Yuliatul Hijriah, S.EI., M.SEI. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Masyhud, SM., Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sidoarjo. Sambutan kedua dibawakan oleh Ketua dan Instruktur Pengmas, Novyandri Taufik Bahtera, S.E., M.Sc.

Dalam sambutannya, Novyandri, sapaan akrabnya menuturkan bahwa UMKM Sidoarjo memiliki peluang besar untuk sukses. Akan tetapi peluang tersebut bisa terkendala jika adminstrasi keuangan dan strategi pemasaran yang dijalankan tidak tepat. 

“Tujuan pengmas ini ialah untuk menguatkan daya saing UMKM dalam menata administrasi keuangan dan pemasaran sehingga uang pribadi dan uang UMKM tidak bercampur dan UMKM bisa memperluas cakupan pelanggannya,” ucapnya.

Sosialisasi pertama disampaikan oleh Rizza Maulana, Senior Manager Online to Offline (O2O) Bukalapak. Rizza menuturkan bahwa salah satu misi Bukalapak ialah untuk memajukan UMKM atau lebih dikenal dengan #UMKMNaikKelas. Dalam pemaparannya, Rizza menyampaikan bahwa potensi pemasaran di e-commerce sangat besar.

“Populasi rakyat Indonesia adalah 264 juta jiwa, pengguna internet 171 juta jiwa, pengguna sosial media 130 juta jiwa, dan pertumbuhan e-commerce 9 kali lipat (pada tahun 2017-2018, Red). Dengan demikian, melalui e-commerce, pelaku UMKM dapat memperluas jangkauan penjualannya,” tuturnya.

Produk yang baik, lanjutnya, adalah produk yang dibutuhkan, berkualitas, dan dikemas dengan bagus. Apabila dilihat dari penetapan harga, harga harus disesuaikan dengan harga pasar dan kualitas produk.

Lebih lanjut, Bani Alkausar, S. Pn., M.S.A. membawakan materi mengenai pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi (SPTOP). Menurutnya, ada sedikit perubahan tarif khusus pajak penghasilan bagi UMKM dengan omset kurang dari 4,8 M. Jika sebelumnya tarif pajak dikenakan 1 persen dari penghasilan bruto usaha, sekarang turun menjadi  0,5 persen.

“Tarif pajak 0,5 persen ini adalah kebijakan pemerintah untuk jangka waktu 7 tahun dimulai dari awal berlaku, serta dikenakan bagi UMKM orang pribadi,” ucapnya.

Bani, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa pemberlakuan tarif pajak 0,5 persen tersebut untuk mempermudah pelaku usaha dalam menghitung pajak terutang. Pelaku UMKM dibebaskan untuk memilih menyelenggarakan pembukuan maupun pencatatan.

Dengan demikian, diharapkan mempermudah pelaku UMKM dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan. Bani juga memandu simulasi pengisian pelaporan pajak pelaku usaha di lembaran SPT OP 1770.

“Saya menghimbau kepada para pelaku usaha, agar bisa lebih taat dan patuh dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan,” pungkasnya. (*)

Penulis : Sandi Prabowo

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).