Rektor UNAIR: Diperlukan Edukasi Bencana Sejak Dini

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Rektor UNAIR Prof. Dr. Mohammad Nasih saat memberikan gagasan soal mitigasi bencana dalam seminar nasional "Antisipasi dan Penanganan Bencana", Selasa (8/10/2019). (Foto: Alif Fauzan)

UNAIR NEWS – Guna mengedukasi pentingnya mitigasi bencana, Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar seminar nasional dengan tema Antisipasi dan Penanganan Bencana. Acara tersebut bertempat di Aula Garuda Lt. 5 Kampus C UNAIR pada Selasa (8/10/2019).

Pada kesempatan itu, Rektor UNAIR, Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., M.T., Ak., CMA dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Emil Elestianto Dardak, M.Sc. memberikan beberapa pemaparan tentang pentingnya mitigasi bencana.

Rektor UNAIR, Prof. Nasih dalam sambutannya menyampaikan bahwa bencana di Indonesia menjadi  permasalahan setiap tahun. Kerugian yang diakibatkan secara materiil dan jiwa sudah harus diantisipasi sedini mungkin. Prof. Nasih juga mengatakan bahwa seminar ini menjadi ruang pemahaman tentang pentingnya mitigasi bencana.

“Bencana yang akhir-akhir ini menimpa beberapa wilayah Indonesia seharusnya dapat diselesaikan dengan edukasi sejak dini,” ungkapnya.

Menambah pendapat dari Prof. Nasih, Emil Dardak selaku Wakil Gubernur Jatim menginginkan perguruan tinggi ikut dalam proses edukasi mitigasi bencana. Salah satu aktualisasi konkrit adalah program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang seharusnya sudah menjadi program pokok. KKN sudah harus mengikuti kondisi zaman terutama Indonesia yang saat ini krisis penanganan bencana.

Emil juga menambahkan bahwa penanganan bencana juga membutuhkan disiplin ilmu sosial. Peran perguruan tinggi harus masuk ke dalam masalah bencana untuk menyelesaikannya. Peran perguruan tinggi sebagai pressure group untuk mendorong edukasi mitigasi bencana sedini mungkin.

“Tidak hanya stakeholder dari politisi yang memberikan pressure terhadap mitigasi bencana, peran perguruan tinggi terutama para pakar seyogyanya mampu membantu dalam masalah ini,” ungkapnya.

Indonesia yang terletak di lingkaran api (ring of fire) kemungkinan bencana cukup besar. Bencana seperti gempa, tsunami, dan gunung meletus sudah menjadi atensi masyarakat untuk mengurangi kerugian secara materiil maupun jiwa.

Untuk menanggapi hal itu, masyarakat dapat membuka asuransi bencana. Tujuan dari asuransi bencana adalah mengurangi kerugiaan secara materiil yang ditanggung masyarakat karena bencana. Tentu saja perlu adanya penekanan kepada masyarakat untuk berdoa agar bencana tidak terjadi. Emil juga memberikan pendapat terhadap edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat segera diaktualisaikan dengan cepat.

“Edukasi mitigasi bencana sangat penting untuk menyelamatkan keberlangsungan hidup masyarakat sebelum dan setelah bencana. Ketahanan tiap sektor seperti stakeholder dan masyarakat sudah saatnya duduk bersama utuk mengurangi risiko bencana,” ungkapnya.

Pada akhir, dalam kesempatan yang sama, Direktur Sekolah Pascasarjana Prof. Dr. Sri Iswati, S.E., M.Si., Ak., mengatakan bahwa dengan adanya kegiatan tersebut pihaknya berharap kepada seluruh masyarakat maupun civitas akademika yang hadir, bisa lebih sigap dalam menghadapi bencana. Terlebih, lanjut Prof. Sri Iswati, dari paparan pemateri yang ada, masyarakat dan civitas tentu bisa lebih memahami pola dan cara agar tanggap dalam menghadapi bencana yang memang menjadi salah satu karakteristik alam Indonesia.

“Dengan ini, kami ingin membangun kesadaran masyarakat, civitas, dan kita bersama agar selalu sigap dan wasapada terhadap bencana,” pungkasnya. (*)

Penulis: Aditya Novrian

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).