Optimalisasi Luaran, Pengmas FPK UNAIR Banyuwangi Lakukan Monitoring

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
KADER bersama dosen FPK UNAIR Banyuwangi saat melakukan monitoring evaluasi. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Sebagai upaya mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) Universitas Airlangga di Banyuwangi melaksanakan Pengabdian kepada Masyarakat (Pengmas). Pengmas dilaksanakan di Desa Purwoasri Kecamatan Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi.

Pengmas kali ini dilakukan dalam beberapa tahapan penting, yaitu sosialisasi awal untuk mengenalkan budidaya ikan lele sistem akuaponik berteknologi bioflok, monitoring mingguan, dan pemanenan. Setelah sukses dilaksanakan sosialisasi awal, saat ini pengmas FPK UNAIR Banyuwangi pada tahapan monitoring evaluasi.

Kepada UNAIR NEWS, Suciyono, S.St.Pi., M.P. selaku ketua pelaksana menjelaskan tujuan dilakukannya monitoring evaluasi. Selain untukmemastikan kegiatan budidaya ikan lele dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, monitoring merupakan bentuk evaluasi luaran yang ingin dicapai dosen bersama warga Desa Purwoasri.

“Pengmas kali ini dilakukan dalam beberapa tahapan. Sehingga apa yang menjadi tujuan dosen FPK dan warga Desa Purwoasri dapat berjalan selaras dan berkelanjutan,” jelas dosen yang akrab disapa Suci tersebut.

Monitoring evaluasi, lanjutnya, dilakukan setiap akhir pekan. Kegiatan yang dilakukan saat monitoring meliputi monitoring kualitas air budidaya, petumbuhan ikan lele, dan tumbuhan putsoi yang terintegrasi dalam sistem akuaponik. 

Lebih lanjut suci menjelaskan, selain melibatkan mahasiswa, pengmas kali ini juga membentuk kader melalui kelompok budidaya ikan (Gapoktan) yang ada di Desa Purwoasri. Pembentukan kader perlu dilakukan agar keberlanjutan program budidaya ikan lele sistem akuaponik di Desa Purwoasri dapat terpantau lebih mudah.

“Pengmas yang dilakukan selain menyiapkan perangkat akuaponik, juga menyiapkan kader. Kader terbentuk melalui kelompok budidaya ikan yang ada di Desa Purwoasri. Selain itu, kader juga melibatkan ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan karang taruna setempat,” tambahnya.

Pada akhir, Suci berharap hasil monitoring evaluasi dapat digunakan sebagai acuan saat kembali melakukan budidaya ikan lele sistem akuaponik di Desa Purwoasri. Sehingga masyarakat di Desa Purwoasri lebih berdaya dan berperan aktif memajukan desanya melalui sektor perikanan.

“Monitoring evaluasi kami melibatkan kader yang sudah dibentuk. Hal ini diharapkan nantinya kader dapat menularkan ilmu yang dipelajari pada warga Desa Purwoasri, sehingga Desa purwoasri nantinya dapat mandiri dalam melakukan budidaya ikan lele sistem akuaponik,” tutupnya.

Penulis: Dian Putri Apriliani

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).