Lewat Platform RABYTES, Mahasiswa FKH Sabet Juara 3 Nasional

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
(Dari Kiri) Ratna Wahyuning Prastiwi, Suwaibatul Annisa, Diva Salsabilla menerima penghargaan pada kegiatan VSCE di IPB. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Penyakit rabies adalah penyakit zoonosis yang menyerang susunan saraf pusat. Penyakit ini menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, termasuk Indonesia dengan 25 provinsi endemis rabies (Kemenkes, 2016). Cara yang paling baik dalam mengatasi rabies adalah dengan melakukan penanganan dini terhadap gigitan hewan penular rabies (GHRP) dan vaksin hewan secara masif sebagian besar kasus di Indonesia penularnya adalah anjing.

Ironisnya, kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang rabies serta penanganan pasca GHRP dinilai masih kurang. Selain itu, peran berbagai bidang terkait kesehatan masih minim kerja sama, sehingga belum menghasilkan sistem kesehatan yang komprehensif.

Dari hal itulah, tiga orang mahasiswi FKH UNAIR, yaitu Ratna Wahyuning Prastiwi, Suwaibatul Annisa, Diva Salsabilla dari angkatan 2017 membuat sebuah inovasi yang diberi nama RABYTES : Platform Kesehatan Berbasis Big Data Sebagai Implementasi One Health Guna Mewujudkan Indonesia Bebas Rabies 2030.

Ditemui UNAIR NEWS, Suwaibatul Annisa menjelaskan bahwa karya dari kelompoknya berhasil memperoleh juara ketiga pada kegiatan VeterinaryScientificandCreative Event (VSCE) tahun 2019 di Institut Pertanian Bogor. Suwaibatul Annisa menyebut, RABYTES dirancang sebagai platform khusus penyakit rabies.

“RABYTES memiliki fitur pengumpul big data memuat kasus dan penanganan lanjutan rabies berdasarkan waktu dan tempat yang didapat dari laporan GHRP dan komunikasi lintas sektor kesehatan (onehealth),” ujarnya.

Selain itu, tambahnya, RABYTES juga mencakup informasi jumlah vaksin dan serum antirabies untuk hewan dan manusia pada daerah-daerahdi Indonesia.

“Semakin bervariasi data yang didapat, semakin banyak pertimbangan tindakan yang bisa diambil, selanjutnya, bahkan dapat memprediksi tindakan yang tepat di masa depan,” tandasnya.

Skema kerja RABYTES membagi pengguna menjadi tiga jenis, yaitu masyarakat umum, profesi di bidang kesehatan (One HealthAgent), dan institusi kesehatan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan institusi kesehatan adalah rumah sakit, puskesmas dan puskeswan. Sedangkan yang dimaksud profesi di bidang kesehatan (One HealthAgent) adalah dokter, dokter hewan, epidemiolog, ners dan sebagainya.

RABYTES juga didukung oleh fitur edukasi bahaya bahaya rabies untuk masyarakat umum. Gagasan ini meliputi perancangan alur kerja sistem, fitur yang dimiliki dan analisis Strength, Weakness, Opportunities, andThreats (SWOT) terkait RABYTES.

“Diharapkan RABYTES dapat menjadi solusi dalam upaya pengendalian dan pemberantasan rabies serta sarana kolaborasi di bidang kesehatan guna mencapai Indonesia Bebas Rabies 2030”, pungkasnya. (*)

Penulis: Muhammad Suryadiningrat

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).