Penguasaan Teknologi, Solusi Masa Depan Kedokteran Gigi Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
R. Darmawan Setijanto, Dr. drg., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (UNAIR) saat memberikan sambutannya di depan 53 dokter gigi yang diambil sumpahnya di Gedung Grabik Iptekdok Fakultas Kedokteran UNAIR. (Foto : Agus Irwanto)

UNAIR NEWS- Ketersediaan tenaga kesehatan gigi di Indonesia dinilai belum mampu menjawab berbagai tantangan masalah gigi yang ada. Salah satu tantangan itu menurut R. Darmawan Setijanto, Dr. drg., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (UNAIR) adalah masalah distribusi atau pemerataan persebaran dokter gigi. Hal itu dikarenakan banyaknya kebutuhan alat dan pengobatan khusus yang jangakauannya hanya ada di daerah Sumatera, Jawa, dan Bali. Sehingga daerah Indonesia bagian timur masih kekurangan alat dan tenaga dokter gigi.

Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk menjawab tantangan itu adalah dengan penguasaan teknologi di era revolusi industri 4.0. Drg Darmawan menyatakan bahwa penguasaan teknologi mutlak diperlukan sebagai strategi untuk mencegah kerusakan gigi di Indonesia bagian timur. Dia meminta kepada semua dokter gigi di Indonesia, khususnya alumni FKG UNAIR untuk menyebarkan ilmu tentang kesehatan gigi melalui penyuluhan dan sosialisasi yang dilakukan lewat media sosial.

“Kalau teknologi dan dokter tidak bisa dibawa ke daerah timur, maka kerusakan gigi harus dicegah supaya giginya sehat sehingga tidak membutuhkan alat-alat yang susah didapat. Dokter gigi harus bisa memanfaatkan kecanggihan internet dan teknologi di era sekarang dengan mengajarkan cara sikat gigi yang baik, cara merawat gigi agar tetap sehat dan ilmu lainnya melalui blog, instagram, dan berbagai media sosial,” terangnya.

Drg Darmawan juga menjelaskan bahwa Indonesia perlu belajar kepada Cina yang saat ini sudah memiliki teknologi robot canggih yang mampu melakukan implant gigi. Dia juga menambahkan bahwa dokter gigi Indonesia tidak perlu takut profesinya tergeser oleh kemajuan teknologi di era industri.

“Justru teknologi itu akan membantu pekerjaan kita untuk meningkatkan angka kesehatan gigi dan mulut, bukan untuk menggantikan posisi dokter gigi. Dokter tetap melakukan diagnosis terhadap pasien, tetapi dalam eksekusinya nanti bisa dilakukan oleh robot yang tentunya masih dalam kontrol manusia juga,” jelasnya.

Selain itu, sebagai salah satu perguruan tinggi yang menyediakan prodi kedokteran gigi, UNAIR telah berupaya untuk mencetak lulusan dokter gigi berkualitas. Dekan FKG UNAIR itu menyatakan bahwa pihak kampus berusaha memberikan wawasan tentang bagaimana dunia kedokteran gigi di luar negeri. Dengan melihat kemajuan dunia kedokteran gigi di Cina, Eropa, Jepang, dan berbagai negara lainnya, dia berharap hal tersebut dapat meningkatkan giat belajar seluruh mahasiswa supaya tidak merasa bangga dengan apa yang dicapai oleh dunia kedokteran gigi Indonesia.

“Selain meningkatkan kualitas dokter gigi melalui mahasiswa, UNAIR juga berusaha memfasilitasi dosen dan staff FKG melalui kolaborasi research dengan negara-negara lain,” pungkasnya.

Penulis : Nikmatus Sholikhah

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).