Pengmas Dosen FKH UNAIR Banyuwangi Ajak Masyarakat Wujudkan Animal Welfare

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto bersama dosen dan dokter hewan dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Menjadi fakultas terkemuka di tingkat nasional maupun internasional, pelopor pengembangan dalam pendidikan dan penelitian bidang Kedokteran Hewan serta peternakan, yang mandiri dan inovatif berdasarkan moral agama, etika, kelestarian lingkungan hidup dan kesejahteraan hewan dengan tetap berorientasi pada kesejahteraan masyarakat merupakan visi yang selalu digaung-gaungkan oleh FKH UNAIR.

Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, dosen FKH PSDKU UNAIR di Banyuwangi kembali melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat (Pengmas) dalam bentuk pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan.

Berdasarkan UU No.18 tahun 2009 Animal Welfare adalah segala urusan yang berhubungan dengan keadaan fisik dan mental hewan menurut ukuran perilaku alami hewan yang perlu diterapkan dan ditegakkan untuk melindungi hewan dari perlakuan setiap orang yang tidak layak terhadap hewan yang dimanfaatkan manusia.

Ditemui UNAIR NEWS, Muhammad Thohawi Elziyad Purnama, drh., M.Si. selaku salah satu dosen FKH PSDKU Unair di Banyuwangi menjelaskan bahwa kegiatan Pengmas yang dilaksanakan diakhir bulan September merupakan suatu bentuk pengamalan Tridharma perguruan tinggi. Thohawi menyebut, kolaborasi dan sinergi bersama masyarakat merupakan suatu tantangan tersendiri bagi kaum akademisi.

“Tak jarang kita melihat bahwa kaum akademisi setiap turun dan berhadapan langsung masyarakat menemui fakta dan kasus baru,” jelasnya.

lebih lanjut, tambahnya, dalam kegiatan Pengmas kali ini, kami juga turut melibatkan mahasiswa dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Jawa Timur regional IV. Bentuk kegiatan Pengmas yang disusun kali ini yaitu melakukan program vaksinasi rabies, pemeriksaan kesehatan hewan secara gratis, dan pelayanan kastrasi gratis.

Thohawi juga mengatakan, pemeriksaan kesehatan hewan khususnya hewan peliharaan masih dianggap sepele bagi sebagian masyarakat. Padahal, suatu penyakit atau infeksi dapat timbul karena adanya kontak fisik dari hewan dan agen penyakit. Disinilah peran pemilik ternak dalam menanggapi gejala yang tampak untuk dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Vaksinasi rabies dianggap penting karena Hewan Pembawa Rabies (HPR) masih sangat banyak di Indonesia, khususnya di daerah yang belum bebas rabies.

“Untuk sekedar diketahui, vaksinasi merupakan suatu tindakan membentuk respon antibodi pada hewan,” ujar dokter Thohawi.

Sedangkan untuk tindakan kastrasi, sambungnya, dilakukan untuk upaya menekan populasi kucing dan ajing liar, yang sering kali menjadi objek kekerasan oleh masyarakat seperti di tempat-tempat umum.

“Sesuai dengan slogan dokter hewan, mari wujudkan Manusia Mriga Satwa Sewaka, yang artinya mensejahterakan manusia melalui kesehatan hewan,” pungkasnya. (*)

Penulis: M. Suryadiningrat

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).