Penanganan Feline idiopathic cystitis (FIC) pada Kucing Betina

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh paw.id

Kasus Feline idiopathic cystitis (FIC) atau radang kandung kemih sering kali ditemui pada kucing. Hingga saat ini pemicu terjadinya dan predisposisi ras kucing yang rentan terhadap penyakit ini masih belum dapat dipastikan dengan tepat. Akan tetapi dari survei pengalaman praktik dokter hewan dan rumah sakit hewan, kebanyakan FIC diderita oleh kucing jantan berumur lebih dari 2 tahun dan jarang sekali terjadi pada kucing betina. Keluhan yang paling umum disampaikan pemilik hewan adalah kesulitan urinasi (kencing). Hal ini disebabkan karena adanya batu atau butiran sedimen struvit yang menyumbat di urethra atau kandung kemih. Sehingga selain sulit kencing kucing juga mengalami kencing berdarah. Sebagaimana yang sering dijumpai pada pasien Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Airlangga  (RSHP UNAIR).

Seekor kucing persia mixbreed betina dibawa oleh pemilikknya ke RSHP UNAIR dengan gejala kesulitan kencing dan tidak mau makan selama dua hari. Berdasarkan pemerikassan X-Ray, Ultrasonography (USG) dan analisa darah, kucing tersebut didiagnosa menderita penyakit Feline idiopathic cystitis (FIC) kronis. Dokter hewan yang bertugas segera melakukan kateterisasi (memasangkan pipa kecil dari kandung kemih hingga keluar) untuk mengalirkan urin yang tersumbat disertai dengan eksudat mukoid (nanah). Kemudian dilakukan pembersihan saluran kemih dengan menggunakan larutan saline normal.

Katerisasi merupakan tindakan darurat yang harus segera dilakukan, selain untuk mengeluarkan urin dan membersihkan saluran kencing, tindakan ini juga dapat mengurangi rasa nyeri berlebihan pada kucing. Harapannya jika rasa sakitnya berkurang maka tingkat kenyamanannya meningkat sehingga kucing berkeinginan makan banyak untuk mendukung proses penyembuhannya. Selain katerisasi, kucing tersebut juga diberikan terapi obat obatan anti radang, antibiotik spesifik, diuretik, dan  multivitamin. Selang beberapa hari setelah dirawat inap di RSHP UNAIR keadaan pasien tersebut semakin membaik dan dapat dibawa pulang oleh owner.

Selama perawatan hingga beberapa bulan kedepannya kucing sangat direkomendasikan untuk mengkonsumsi pakan jenis urinary yang telah tersedia dengan beberapa merek komersil. Pakan kering hewan dengan label “Urinary” merek apapun telah diformulasi secara khusus untuk terapi. Biasanya pakan jenis ini dapat menurunkan pH saluran kemih dan membatasi jenis-jenis protein dan mineral tertentu. Hal ini bertujuan untuk mencegah bertambahnya endapan mineral dan perlahan menghancurkan butiran-butiran sedimen oksalat yang telah terbentuk. Sehingga tidak semakin membesar menjadi batu yang menyumbat saluran kencing. Apabila sumbatan saluran urin dalam kasus FIC sudah berupa batu yang cukup besar, maka tindakan yang paling efektif adalah pembedahan.

Feline idiopathic cystitis (FIC) umumnya terjadi pada hewan yang mengkonsumsi dry food selama bertahun-tahun namun tidak diikuti dengan konsumsi air yang cukup. Selain itu faktor stress juga diduga menjadi penyebab utama timbulnya FIC. Oleh sebab itu apabila kita berkomitmen untuk mengadopsi hewan makan berikanlah ia kasih sayang yang cukup, sentuhlah ia dan bermainlah bersamanya. Karena memberi pakan dan minum saja belumlah cukup untuk mencintainya. Setiap makhluk pun ber “rasa” maka jagala kesehatan tubuhnya dan bahagiakanlah jiwanya. Keseimbangan inilah yang menjadikan tubuh jauh dari penyakit.

Penulis : Herinda Pertiwi

Detail tulisan riset ini dapat dilihat di :

https://www.researchgate.net/publication/335690726_Chronic_Feline_Idiopathic_Cystitis_on_Female_Cat_A_Case_Report_Fig_2_Thicktening_of_vesica_urinary_wall_Fig_1_Bladder_distention_full_of_mucoid_exudate

Tri Bhawono Dadi, Herinda Pertiwi, Dinda D Guntaran, Rizka Mulia Ananda, Ganang Pudyastungkara. 2019. Chronic Feline Idiopathic Cystitis on Female Cat: A Case Report Fig. 2. Thicktening of vesica urinary

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).