Tren Penggunaan Media Sosial untuk Kesehatan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi media sosial untuk kesehatan. (Sumber: GridID)

Kesadaran tentang pentingnya gaya hidup sehat dan tingginya biaya kesehatan telah mendorong masyarakat untuk lebih peduli dan proaktif terhadap kebutuhan kesehatan pribadi dan keluarga. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan layanan Internet dan media sosial untuk mencari informasi kesehatan, seperti gaya hidup sehat, gizi, penyakit dan pengobatannya, serta berkonsultasi secara online dengan dokter dan spesialis.

Netizen Indonesia sebagai salah satu pengguna media sosial terbesar di dunia juga telah memanfaatkan media sosial untuk kebutuhan kesehatan. Sejumlah pemanfaatan popular adalah saling berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan antarpasien melalui komunitas online, konsultasi kesehatan dengan para dokter dan spesialis, dan mencari informasi tentang penyelenggara layanan kesehatan.

Di balik kemudahan penggunaan dan perluasan akses layanan kesehatan melalui media sosial, permasalahan utama yang muncul adalah akurasi dan reliabilitas content kesehatan yang beredar di media sosial. Berdasarkan data Masyarakat Telekomunikasi Indonesia tahun 2019, sekitar 40 persen dari berita hoax yang beredar adalah berita tentang kesehatan. Fenomena ini membentuk perilaku netizen dalam memanfaatkan media sosial untuk kesehatan. Di satu sisi, pemanfaatan media sosial semakin meningkat dan meluas, namun di sisi lain netizen bersikap waspada terhadap informasi kesehatan yang beredar di media sosial.

Tren penggunaan media sosial untuk kesehatan ini dapat ditelaah berdasarkan teori Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) dan teori Protection Motivation Theory (PMT). Dengan memahami bagaimana consumer menggunakan media sosial untuk layanan kesehatan, para stakeholder, (seperti pengembang aplikasi, penyelenggara layanan kesehatan, hingga dinas kesehatan) dapat mengoptimalkan media sosial untuk membantu memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat.

Integrasi teori UTAUT dan PMT menghasilkan sebelas hipotesis yang digunakan untuk menganalisis bagaimana consumer memanfaatkan media sosial untuk keperluan kesehatan. Kesebelas hipotesis tersebut meninjau perilaku consumer dari performance expectancy (PE), effort expectancy (EE), social influence (SI), self-efficacy (SE), perceived severity (PS), perceived susceptibility (PSC), response-efficacy (RE), behavioral intention (BI), dan usage behavior (UB).

Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data pemanfaatan media sosial dari 324 responden melalui kuesioner. Responden yang berpartisipasi berusia minimal 18 tahun, berdomisili di Indonesia, mempunyai akun media sosial, dan pernah menggunakan media sosial untuk aktivitas e-patient. Data yang terkumpul berikutnya diolah dan dianalisis berdasarkan model Structural Equation Modelling Partial Least Square (PLS-SEM).

Setelah eliminasi terhadap data yang tidak lengkap dan tidak valid, terdapat 312 data responden yang digunakan dalam analisis. Profil demografis responden menunjukkan bahwa 76,6 persen responden berusia.37 tahun atau lebih muda dan sebanyak 60 persen responden adalah wanita. Sebanyak 62,14 persen responden telah menggunakan media sosial lebih dari enam tahun dan media sosial yang paling banyak digunakan adalah Instagram, YouTube, social blog, dan Facebook. Topik kesehatan yang paling banyak dibahas adalah informasi tentang penyakit (89,10 persen), pengobatan (59,29 persen), dan diet (44,23 persen).

Selanjutnya pengujian hipotesis berdasarkan measurement model dan structural model PLS-SEM, menghasilkan delapan hipotesis yang diterima dan tiga hipotesis yang ditolak. Hasil pengujian hipotesis yang diterima menunjukkan bahwa manfaat yang dirasakan dan kemudahan penggunaan aplikasi berpengaruh terhadap adopsi media sosial untuk kesehatan.

Jika consumer merasakan manfaat yang signifikan dari media sosial, maka consumer dengan senang hati mengeksplorasi fungsionalitas media sosial lebih lanjut untuk kesehatan dan berbagi pengalaman tersebut dengan consumer lainnya. Consumer yang menyadari faktor resiko dan masalah kesehatannya, akan cenderung menjalankan sikap preventif, misalnya dengan proaktif mencari informasi kesehatan di media sosial, berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis profesional secara online, dan mengadopsi gaya hidup sehat berdasarkan sumber terpercaya di media sosial.

Berdasarkan hipotesis yang ditolak, consumer yang percaya diri dengan kemampuannya menggunakan media sosial untuk kesehatan akan bertindak lebih berhati-hati dalam mengadopsi informasi kesehatan yang diterimanya. Consumer berpengalaman paham tentang risiko informasi kesehatan yang beredar di media sosial dan akan mengevaluasi informasi tersebut secara lebih detil.

Setiap orang dapat membuat berita, pesan, rekomendasi tentang penyakit dan pengobatan, layanan kesehatan, dan berita kesehatan lainnya di media sosial tanpa kontrol yang jelas dan evaluasi yang ketat. Akibatnya, reliabilitas informasi kesehatan di media sosial secara umum meragukan kecuali dirilis oleh institusi atau lembaga terakreditasi.

Berdasarkan hasil dan temuan analisis perilaku consumer dalam memanfaatkan media sosial untuk kesehatan, para stakeholder dapat mengoptimalkan media sosial untuk membantu memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat. Administrator media sosial dan organisasi layanan kesehatan dapat menyediakan kamus kesehatan online dan mengorganisasikan informasi kesehatan sesuai dengan kategori yang mudah dipahami oleh consumer.

Pihak dinas kesehatan, badan pemerintah, dan penyelenggara layanan kesehatan dapat menyediakan informasi kesehatan yang akurat dan berkualitas di media sosial, mendukung komunitas kesehatan online dan aktivitas e-patient, dan menyediakan layanan konsultasi online yang dipandu oleh pakar kesehatan. (*)

Penulis: Ira Puspitasari

Penelitian ini telah dipublikasikan di International Journal of Environmental Research and Public Health (IJERPH) 16(18) no. 3348 dengan judul Characterizing Consumer Behavior in Leveraging Social Media for E-Patient and Health-Related Activities yang selengkapnya dapat diunduh di https://www.mdpi.com/1660-4601/16/18/3348

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).