Tingkatkan Kelarutan Quersetin dengan Pembentukan Kokristal

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
ilustrasi oleh Farmasetika.com

Quersetin merupakan salah satu senyawa bahan alam yang baru-baru ini banyak dimanfaatkan sebagai obat. Quersetin ini termasuk dalam senyawa metabolit sekunder golongan flavonoid yang banyak ditemukan dalam berbagai macam tumbuhan. Biasanya, quersetin banyak ditemukan pada apel, teh, bawang putih, biji-bijian, kacang, buah-buahan dan sayuran berwarna hijau. Dalam segi aktivitas farmakologinya, quersetin memiliki berbagai macam kegunaan sebagai antioksidan, antikarsinogen, antibakteri, dan antivirus. Meskipun demikian, quersetin memiliki kelemahan dalam segi farmakokinetiknya. Quersetin sendiri memiliki tingkat kelarutan yang rendah dalam air yang dapat menyebabkan penurunan bioavailabilitas ketika digunakan dalam sediaan obat.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi kelarutan quersetin yang rendah. Salah satu strategi mutahir digunakan untuk mengatasi bahan aktif farmasi dengan kelarutan yang rendah adalah kokristal. Kokristal merupakan senyawa kristal yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang berbeda terikat dalam suatu kisi kristal melalui interaksi non kovalen dalam rasio stoikiometri tertentu.

Kokristal quersetin-isonikotinamida dibuat dengan metode penguapan pelarut menggunakan pelarut etanol. Karakterisasi kokristal dilakukan dengam menggunakan instrumentasi Differential Thermal Analysis (DTA), Difraksi Sinar-X Serbuk (DSXS), Spektrofotometer Fourier-Transform Inrfrared (FTIR), dan Scanning Electron Microscopy (SEM). Pengujian disolusi dari kokristal yang sudah terbentuk secara in-vitro dilakukan dengan metode USP II dengan buffer sitrat (pH 5,0 ± 0,05) pengadukan 100 rpm pada suhu 37 ± 0,5° C.  

Karakterisasi termogram kokristal quersetin-isonikotinamida menunjukkan terbentuknya titik leleh baru pada 255,26° C yang berbeda dengan titik leleh dari quersetin dan isonikotinamida. Selain itu karakterisasi lainnya dari DSC, DSXS, SEM dan FTIR menunjukkan bahwa kokristal yang terbentuk memiliki karakteristik yang berbeda jika dibandingkan dengan komponen aslinya. Pengujian disolusi quersetin dengan kokristal menunjukkan peningkatan kelarutan quersetin dari 76,7% menjadi 83,3% selama 60 menit. Dari hasil tersebut menunjukkan pembentukan suatu kokristal dari bahan aktif obat dapat meningkatkan sifat fisikokimianya sehingga menjadikan bahan aktif tersebut menjadi efisien dan efektif  jika digunakan menjadi suatu sediaan obat baru.

Penulis : Dwi Setyawan

Detail tulisan artikel ini dapat dilihat di

https://www.researchgate.net/publication/332831708_Cocrystallization_of_quercetin_and_ isonicotinamide_using_solvent_evaporation_method

Budipratiwi Wisudyaningsih, Siswandono Siswodihardjo, Dwi Setyawan. 2019. Co-crystallization of quercetin and isonicotinamide using solvent evaporation method. Tropical Journal of Pharmaceutical Research 18(4):697-702

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).