Mata Angin UNAIR Pentaskan Lakon Bertema Kemanusiaan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Suasana pementasan teater Renoviesta UKM Mata Angin Universitas Airlangga pada Sabtu Malam (21/9/19) di Gedung Cak Durasim, Surabaya. (Foto : Erika Eight Novanty)

UNAIR NEWS – Renoviesta, acara terbesar Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mata Angin Universitas Airlangga (UNAIR) kembali digelar dengan megah pada Sabtu malam (21/9/19) di Gedung Cak Durasim, Surabaya. Mengangkat tema kemanusiaan, Renoviesta tahun ini bertajuk “Manusiasia”.

Manusiasia terinspirasi dari perjalanan kehidupan manusia yang di dalamnya terdapat beraneka ragam sifat. Ada baik dan ada buruk, semua bersatu membentuk manusia.

Berkorelasi dengan tema kemanusiaan, kali ini Renoviesta mementaskan sebuah lakon karya salah seorang dramawan Indonesia, Arifin C. Noer, yang bertajuk Kapai-Kapai. Sebuah naskah yang merepresentasi kemiskinan material, moral, dan spiritual, dibawakan langsung oleh anggota Mata Angin Universitas Airlangga.

Diawali dengan sebuah pertunjukan pantomim isi cerita Kapai-Kapai, membuat sorak tepuk tangan penonton menggelegar malam itu. Kisah seorang manusia yang terjebak dengan cermin tipu daya, menjadi suguhan apik untuk para penonton.

Rendi Mahardika Saputra, ketua pelaksana Renoviesta 2019 mengatakan bahwa tema dan lakon yang dipentaskan malam itu akan memberikan pesan baik bagi penontonnya. Dikarenakan, isi yang dibawa sesuai dengan pengamalan dari sifat manusia di era sekarang, sehingga pesan dapat diterima dengan mudah.

Kapai-Kapai sangat relevan dengan tema, karena isinya itu pengamalan dari sifat manusia sekarang ini. Dan pesan yang disampaikan juga pasti akan masuk,” ungkapnya mahasiswa yang akrab dipanggil Modi itu.

Kapai-Kapai berkisah tentang perjuangan hidup seorang tokoh bernama Abu, sosok manusia yang termarjinalkan dari realitas kehidupan. Ia terjerembab dalam kubangan kemiskinan baik material, moral maupun spiritual. Satu-satunya yang membuatnya bertahan adalah harapan. Harapan yang seringkali digerakan oleh hasrat meraih kebahagiaan.

Suasana pementasan teater Renoviesta UKM Mata Angin Universitas Airlangga pada Sabtu Malam (21/9/19) di Gedung Cak Durasim, Surabaya. (Foto : Erika Eight Novanty)

Lalu, untuk mencapai kebahagiaan yang diinginkannya, Abu senantiasa mencari Cermin Tipu Daya. Sebuah cermin yang bisa menepis segala bala. Namun hanya bisa didapatkan di toko Nabi Sulaiman yang jauh di ujung dunia.

Persiapan pementasan dilakukan selama sekitar tiga bulan oleh para pemain. Namun, hal itu terbayarkan ketika Gedung Cak Durasim penuh dengan antusias penonton yang begitu besar.

“Antusias penonton sangat luar biasa, padahal waktu publikasi kita hanya sekitar satu minggu sebelum acara. Namun, dua hari tiket sudah sold out,” ujarnya.

Modi juga berpesan, semoga seluruh masyarakat terutama penonton teater malam itu dapat merepresentatifkan segala pesan yang telah disampaikan oleh teater. Dengan itu, manusia tidak akan sia-sia dengan segala sifat yang dimilikinya. (*)

Penulis : Ulfah Mu’amarotul Hikmah

Editor : Binti Q Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).