FKP UNAIR Sosialisasikan Pentingnya Cegah dan Tangani Tuberkulosis

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – TBC (Tuberkulosis) yang juga dikenal dengan TB adalah penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit itu merupakan penyakit yang menular melalui media udara ketika penderita batuk, bersin, dan mengeluarkan dahak.

Menyadari pentingnya penanganan tuberkulosis, dosen dan mahasiswa Program Studi Doktor Fakultas Keperawatan (FKP) Universitas Airlangga (UNAIR) yang terdiri atas Mokhamad Fathoni, Eka Misbahatul M, Elida Ulfiana, dan Ilya Krisnana, menggelar pengabdian masyarakat dengan tema  PAGAR BESI (Pendampigan Keluarga Sadar dan Siaga Tuberkulosis) bertempat di Balai RW 1 Kelurahan Gebang Putih, Sukolilo, Surabaya dan bekerja sama dengan Puskesmas Klampis Ngasem pada Senin (23/9/2019).

Program tersebut bertujuan mengedukasi masyarakat terkait dengan pencegahan dan pemutus rantai kuman Mycobacterium tuberculosis. Masyarakat dianjurkan secara rutin memeriksakan kesehatannya ke puskesmas terdekat, terlebih jika terdapat indikasi terserang kuman Mycobacterium tuberculosis.

Fathoni menegaskan jika dalam keluarga ada yang menderita batuk-batuk lebih dari dua minggu segera periksakan ke puskesmas, keluarga harus peka terhadap gejala penyakit yang terjadi. Saat ini Indonesia menempati posisi kedua penderita TBC di dunia.

“Tuberkulosis dapat menyerang kaum muda hingga tua, gemuk bahkan kurus juga tidak menjadi acuan, tidak pandang bulu intinya. TBC bukan penyakit genetik dan sangat bisa disembuhkan secara medis,” jelasnya.

Penderita TBC yang tidak diobati setelah 5 tahun presentasenya 50 persen meninggal, 25 persen sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh, dan 25 persen kasus kronik. Penanganan TBC diwajibkan sejak bayi dengan pemberian vaksin imunisasi Bacile Calmette-Guerinn (BCG) supaya menjadi pencegah TBC.

Pencegahan secara sederhana TBC dapat dengan mengonsumsi makanan sehat seperti sayur, buah-buahan, dan susu secara teratur. Menjaga lingkungan tetap bersih, tidak lembab, membuka ruang ventilasi yang cukup, hal ini juga akan menjauhkan dari kuman TBC.

Elida Ulfiana turut menuturkan bahwa penerapan rutin berolahraga juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Menggunakan masker ketika berkendara, berada ditempat umum, di keramaian, dan berinteraksi dengan orang sakit juga faktor yang harus diterapkan untuk mencegah TBC.

“Jika sedang berinteraksi dengan penderita TBC gunakanlah masker dan jaga jarak komunikasi minimal sejauh 1,5 meter. Anjurkan juga pada penderita TBC untuk memakai masker supaya tidak menularkan penyakitnya,” ungkapnya.

Etika ketika batuk juga sangat penting, gunakan tisu, sapu tangan, atau lengan untuk menutup mulut ketika batuk, lalu buang tisu pada tempat sampah dan cuci tangan dengan sabun. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan penularan virus TBC.

Penderita TBC wajib berobat ke puskesmas atau rumah sakit dan dilakukan secara rutin selama 6-8 bulan hingga sembuh. Keluarga juga harus mendampingi dengan menjadi Pengawas Minum Obat (PMO) hingga tuntas untuk menunjang kesembuhan.(*)

Penulis: Muhammad  Wildan Suyuti
Editor: Feri Fenoria Rifa’i

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).