Meningkatnya Infeksi Virus Hepatitis B di Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri

Hepatitis B merupakan masalah kesehatan dunia yang menjangkit 257 juta penduduk di seluruh dunia. Pada tahun 2015, diperkirakan sebanyak 887.000 orang meninggal akibat komplikasi hepatitis B, terutama akibat sirosis hati dan kanker hati. Derajat keparahan hepatitis B dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor inang, faktor virus, dan faktor lingkungan.

Peranan Faktor Inang Pada Hepatitis B

Pada beberapa penelitian yang telah dilakukan di luar negeri, beberapa polimorfisme gen inang diketahui berperan pada perkembangan penyakit hepatitis B, yaitu polimorfisme pada gen  Tumor necrosis factor-α (TNF-α), Transforming growth factor-β1 (TGF-β1), dan p53. Tumor necrosis factor-α (TNF-α) merupakan sitokin multifungsional yang meregulasi reaksi inflamasi dan berperan pada pathogenesis penyakit hati serta infeksi. Transforming growth factor-β1 (TGF-β1) merupakan sitokin yang berperan pada sekresi matriks ekstraseluler dan transformasi sel hati. Polimorfisme pada kedua gen penyandi sitokin dapat mempengaruhi ekspresi dari TNF-α dan TGF-β1. Polimorfisme pada gen p53 sebagai kontrol siklus sel juga berperan pada kejadian kanker hati.

Peranan Mutasi Virus Pada Patogenesis Hepatitis B

Interaksi antara faktor inang dan faktor virus diduga berperan penting terhadap perkembangan penyakit hepatitis B. Terdapat teori yang menyatakan bahwa variasi genetik inang juga dipengaruhi oleh mutasi genom Virus Hepatitis B (VHB) yang berintegrasi ke dalam gen inang. Integrasi tersebut menyebabkan gen TNF-α dan TGF-β1 meningkat ekspresinya. Sedangkan gen p53 sebagai pengendali siklus sel justru berkurang ekspresinya. Gen X VHB yang mengalami mutasi juga memudahkan sel kanker di hati untuk bertransformasi.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang dilakukan untuk menganalisis interaksi antara polimorfisme gen inang (TNF-α, TGF-β1, dan p53) dan mutasi gen X VHB serta mengetahui pengaruhnya terhadap progresivitas hepatitis B. Kami melakukan penelitian ini dikarenakan data mengenai interaksi faktor virus dan faktor inang terhadap kejadian hepatitis B di Indonesia masih terbatas. Terlebih lagi faktor inang bersifat spesifik pada ras, etnis, serta populasi tertentu. Penelitian kami mengambil sampel penderita penyakit hati kronis dengan hepatitis B kronis di SMF Ilmu Penyakit Dalam, RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, Indonesia selama 1 tahun (Juni 2017-Mei 2018). Polimorfisme gen TNF-α, TGF-β1, dan p53 dideteksi menggunakan Polymerase Chain Reaction-Restriction Fragment Length Polymorphism (PCR-RFLP) dan ditentukan genotipnya. Mutasi gen X dideteksi menggunakan teknik nested PCR-direct sequencing.

Hubungan dan Pengaruh faktor Inang serta Faktor Virus Terhadap Hepatitis B

Dari 87 penderita hepatitis B yang didapatkan pada penelitian kami, laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Hal ini diduga akibat faktor hormonal dan resiko penularan. Hasil analisis kami menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan distribusi polimorfisme gen TNF-α, TGF-β1, dan p53 pada populasi Surabaya, Indonesia. Pada penelitian sejenis di luar negeri, polimorfisme gen TNF-α, TGF-β1, dan p53 menunjukkan hasil berbeda pada beragam populasi. Hal ini diduga dipengaruhi oleh faktor etnis, suku, dan letak geografis. Tidak ditemukan alel A untuk polimorfisme TNF-α pada penelitian kami. Frekuensi penderita hepatitis B dengan polimorfisme gen TGF β1 dan p53 pada penelitian kami lebih tinggi dari yang tidak mengalami polimorfisme. Pada penelitian kami didapatkan 12 jenis mutasi gen X, dimana mutasi K130M/V131I memiliki hubungan yang signifikan dengan progresivitas hepatitis B. Jenis mutasi ini dapat mengganggu respon imun inang serta meningkatkan replikasi virus.

Penelitian kami membuktikan bahwa terdapat hubungan signifikan antara mutasi gen X secara keseluruhan, mutasi R87W/G, I127, dan K130M/V131I dengan peningkatan viral load VHB. Peningkatan viral load menunjukkan tingkat replikasi virus yang tinggi. Hal ini akan meningkatkan inflamasi serta invasi virus ke dalam tubuh. Analisis menunjukkan bahwa mutasi gen X tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan polimorfisme gen. Hal ini menunjukkan bahwa pada populasi Indonesia, faktor polimorfisme gen inang tidak terlalu berperan dominan, berbeda dengan faktor virus yang lebih berperan. Keberadaan mutasi K130M/V131I dapat menjadi faktor prediktif independen terhadap progresivitas hepatitis B pada populasi Indonesia.

Penulis: Citrawati Dyah Kencono Wungu, dr., M.Si

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.spandidos-publications.com/br/11/4/145

Citrawati Dyah Kencono Wungu, Mochamad Amin, S. Eriaty N. Ruslan, Priyo Budi Purwono, Ulfa Kholili, Gwenny Ichsan Prabowo, Ummi Maimunah, Poernomo Boedi Setiawan, Maria Inge Lusida, Soetjipto, Retno Handajani (2019). Association between host TNF‑α, TGF‑β1, p53 polymorphisms, HBV X gene mutation, HBV viral load and the progression of HBV‑associated chronic liver disease in Indonesian patients. Biomedical Reports, 11: 145-153

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).