Kolaborasi FKH PSDKU dengan BSTF untuk Konservasi Penyu

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Perwakilan FKH PSDKU dengan BSTF usai memberikan paparan. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Kabupaten Banyuwangi dengan segala potensi wisata baharinya sungguh sangat memikat dan patut di syukuri. Dengan panjang garis pantai mencapai 175,8 kilometer, pantai-pantai di Banyuwangi juga menjadi tempat singgah dan bertelurnya penyu. Tercatat ada tujuh jenis penyu didunia yang masih bertahan dengan kondisi yang memprihatinkan. Dari tujuh jenis penyu tersebut, enam diantaranya berada dan ditemukan di Indonesia. Tidak sampai disitu, empat jenis penyu sampai saat ini pernah singgah dan ada di Banyuwangi.

Jenis-jenis penyu tersebut adalah penyu belimbing (Dermochelyscoriacea), penyu hijau (Cheloniamydas), penyu lekang (Lepidochelysolivacea), dan penyu sisik (Eretmochelysimbricata). Untuk tiga jenis penyu lainnya yaitu penyu kemp’sridley(Lepidochelyskempi), penyu pipih (Narator depressus) dan penyu tempayan (Carettacaretta). Hanya penyu kemp’sridley yang tidak ditemukan di Indonesia.

Dalam rangka mendukung upaya konservasi penyu khususnya di perairan Banyuwangi, Fakultas Kedokteran Hewan PSDKU UNAIR di Banyuwangi kembali bekerja sama dengan Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF) atau Yayasan Penyu Banyuwangi. Untuk awal kegitan ini, dimulai dengan sosialisasi kepada mahasiswa FKH.

Pada awal kegiatan, Aditya Yudhana, drh., M.Si. selaku pemateri pada kegiatan tersebut menegaskan bahwa konservasi merupakan tindakan bersama untuk berupaya menjaga hewan tersebut. Pasalnya, di sana terdapat peran masyarakat, pemerintah maupun pihak swasta.

“Saya yakin mayoritas mahasiswa kedokteran hewan sudah dapat membedakan antara kura-kura dan penyu,” ujar dokter yang biasa disapa Adit. “Secara klasifikasinya penyu dan sejenisnya termasuk kedalam famili reptilia”, tambahnya.

Banyuwangi Sea TurtleFoundation (BSTF) atau Yayasan Penyu Banyuwangi didirikan pada tanggal 27 Juli 2011 di Banyuwangi, Jawa Timur.  BSTF adalah Organisasi nirlaba- non pemerintah yang memiliki misi untuk menyelamatkan dan melestarikan penyu (di luar kawasan konservasi) dengan mengajak masyarakat luas tanpa membedakan suku, ras dan agama.

Program kerja BSTF diantaranya yaitu merelokasi sarang penyu dari tempat yang rawan gangguan ke tempat penetasan semi alami, memberikan sosialisasi pentingnya pelestarian penyu kepada masyarakat dan pelajar, baik secara formal maupun non formal, membersihkan pantai dari sampah terutama sampah plastik agar tidak termakan penyu. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa untuk rencana Kedepannya, program ini akan terus digalakkan dan yang pasti, keterlibatan mahasiswa FKH PSDKU Banyuwangi sangat diharapkan.

“Tuhan menciptakan alam semesta beserta isinya dengan sempurna, maka kita wajib melestarikannya,” pungkasnya. (*)

Penulis : Muhammad Suryadiningrat

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).