Potensi Bahaya di Laboratorium Pendidikan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh fmipaunj

Setiap ruang laboratorium mempunyai potensi bahaya yang beragam. Bahaya merupakan sifat yang melekat dan menjadi bagian dari suatu zat, sistem, kondisi, maupun peralatan termasuk di peralatan yang ada di sebuah laboratorium. Potensi bahaya yang ada, dapat beralih menjadi risiko apabila tidak dilakukan tindakan pengendalian. Jadi setiap potensi bahaya yang ada, harus diidentifikasi dan dinilai risiko bahayanya, dan dilakukan pengendalian agar bahaya tersebut tidak terjadi.

Potensi bahaya saat pelaksanaan praktikum memiliki risiko pada setiap proses aktivitasnya. Risiko yang ada dapat menimbulkan cidera baik ringan maupun berat yang memerlukan pertolongan pertama. Jika terjadi cidera akibat kegiatan pelaksanaan praktikum di laboratorium dapat ditangani dengan segera. Risiko bahaya ini juga harus dikomunikasikan kepada seluruh pengguna laboratorium sehingga mereka dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya kecelakaan ataupun cidera saat melakukan aktivitas di dalam laboratorium.

Penulis melakukan kegiatan identifikasi potensi bahaya yang ada di Laboratorium Audio Visual (AVA) Fakultas Kesehatan Masyarakat. Kami berargumen bahwa dari setiap aktivitas yang terdapat dalam laboratorium tersebut, terdapat 8 risiko bahaya dalam seluruh aktivitasnya. Penulis mengidentifikasi potensi bahaya berdasarkan jenis aktivitas yang dilakukan di laboratorium. Aktivitas utama yang dilakukan di Laboratorium Audio Visual Aids adalah pembelajaran dua arah yang melibatkan dosen dan mahasiswa. Potensi bahaya pertama berasal dari aktivitas penggunaan sumber listrik sebagai pendukung kegiatan pembelajaran. Aktivitas tersebut memiliki sumber bahaya yaitu terdapat arus listrik yang besar sehingga berisiko pada orang yang ada di sekitar sumber bahaya tersebut untuk tersengat listrik. Penataan kabel listrik yang tidak tertata dapat berisiko orang yang ada di sekitar sumber bahaya dapat tersandung instalasi kabel listrik yang ada. Penggunaan sumber listrik dalam kegiatan pembelajaran di Laboratorium Audio Visual Aids adalah hal utama yang harus dilakukan untuk menunjang kegiatan pembelajaran karena pembelajaran membutuhkan media LCD, proyektor, serta pengeras suara.

Potensi bahaya selanjutnya berasal dari keberadaan ruang hasil karya. Ruang hasil karya digunakan untuk menyimpan karya mahasiswa setelah melakukan praktikum promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Ruang hasil karya jarang dikunjungi  sehingga di dalam ruang hasil karya tersebut banyak debu yang menempel pada karya mahasiswa. Debu yang menempel pada hasil karya tersebut dapat terhirup oleh orang yang mengunjungi ruang hasil karya, selain itu debu dapat menyebabkan karya mahasiswa menjadi cepat kotor dan rusak sehingga tidak lagi dapat dilihat dan dipelajari oleh pengunjung ruang hasil karya. 

Potensi bahaya selanjutnya yaitu terkait dengan penempatan LCD dan projector display yang rawan. LCD dan projector display diletakkan pada langit laboratorium dengan posisi menggantung dan terkesan tidak kokoh sehingga rawan jatuh. Posisi tersebut dapat membahayakan orang yang berada di sekitar LCD dan projector display karena posisi menggantung benda merupakan posisi yang rawan untuk kejadian tertimpa benda jatuh.

Potensi bahaya selanjutnya yaitu terkait dengan proses pembelajaran. Salah satu mata kuliah yang menggunakan laboratorium tersebut memiliki output berupa pembuatan media visual, audio, dan audio visual serta melakukan penampilan media audio visual sebagai final project. Final project membutuhkan properti yang digunakan untuk menghias laboratorium sehingga laboratorium disulap menjadi ruangan yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Penggunaan properti memerlukan proses angkat dan angkut yang tidak hanya satu kali angkut, serta pemasangan properti di laboratorium. Hal tersebut memiliki risiko terkena properti yang jatuh karena proses angkat angkut serta pemasangan properti yang kurang tepat. Selain itu terdapat potensi bahaya berupa suara bising sesaat atau intermitten noise.

Suara bising sesaat ini terjadi ketika proses penampilan final project dilangsungkan, karena membutuhkan pengeras suara untuk penampil melakukan komunikasi dengan audience yang sedang menonton penampilan. Selain memerlukan pengeras suara untuk berkomunikasi, media lain yang digunakan untuk menunjang penampilan final project ini juga memerlukan pengeras suara seperti musik atau video yang ditampilkan pada penampilan final project. Kebisingan sesaat ini bisa terjadi saat tiba-tiba ada penampil yang bersuara melengking atau ketidakrapian dalam mengedit music atau video yang ditampilkan sehingga dari suara rendah tiba-tiba menjadi sangat kencang dan kembali rendah. Kebisingan sesaat ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan stres pada pendengarnya jika terjadi berulang karena penampilan project ini dilaksanakan satu minggu 3 kali selama 7 minggu berturut-turut.

Potensi bahaya yang terakhir yaitu tidak tersedianya perlengkapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). Aktivitas praktikum atau perkuliahan umum yang dilaksanakan di laboratorium memiliki risiko pada setiap proses aktivitasnya. Risiko yang ada dapat menimbulkan cidera baik ringan maupun berat yang memerlukan pertolongan pertama. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di tempat kerja adalah upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada setiap orang yang berada di tempat kerja, yang mengalami sakit atau cidera di tempat kerja. 

Seluruh potensi bahaya yang ada di laboratorium tersebut masih dalam kategori rendah. Setiap pengguna laboratorium dapat melakukan tindakan pencegahan agar potensi yang ada tidak benar-benar mengakibatkan kondisi yang membahayakan.

Penulis: Putri Ayuni Alayyannur, S.KM., M.KKK

Link terkait artikel: http://www.indianjournals.com/ijor.aspx?target=ijor:ijphrd&volume=10&issue=7&article=107

Judul artikel scopus:  Risk at the Educational Laboratory in Indonesia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).