Peran Komunitas Sastra dalam Pembangunan Karakter

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh geotimes

Dalam satu dasarwarsa terakhir ini, pertumbuhan komunitas sastra di Indonesia amatlah pesat. Pesatnya pertumbuhan komunitas sastra, diikui dengan adanya penciptaan sastra yang juga produktif. Sastra yang diproduksi sastrawan dari komunitas sastra yang ada, penting terutama bagi pembangunan karakter, mengingat komunitas sastra itu tumbuh dari kearifan lokal. Keberadaan komunitas sastra dan produksi sastra, memang saling berkaitan satu sama lain. Komunitas sastra dalam masyarakat, merupakan satu “wadah” penting dalam mencipta sastra. Dari komunitas sastralah lahir sastrawan—khususnya sastrawan muda—yang juga mencipta sastra.

Sekarang ini, realitas komunitas sastra—yang ada di Indonesia—perlu mendapat perhatian serius. Oleh karena banyak komunitas sastra yang keberadaannya dalam kondisi fluktuatif, timbul-tenggelam. Namun demikian, di Indonesia ternyata masih ada komunitas sastra yang dapat dikatakan eksis sebagai organisasi kreatif sastra. Keberadaan komunitas yang eksis di Indonesia, perlu digali pola dan strateginya, guna dapat kita terapkan dalam komunitas yang masih belum eksis. Karena itu, perlu kita kuak bagaimana peranan komunitas sastra yang eksis itu, selanjutnya dipelajari, guna mengoptimalkan peran komunitas sastra sebagai “wadah” kreatif bagi sastrawan dalam memroduksi karya sastra.

Sehubungan dengan itulah dilakukan kajian terhadap komunitas sastra dalam jangkauan wilayah yang luas, yang mewakili Indonesia. Di antaranya, terhadap komunitas sastra yang berada di Jakarta, Bandung,Yogyakarta, Surabaya, Bali, Padang, Balikpapan, dan Makasar. Delapan kota ini, dipandang sebagai representasi dari kota-kota yang ada di wilayah Indonesia. Studi tentang komunitas sastra punya arti penting, karena mencoba menemukan bagaimana komunitas sastra berperan sebagai pihak pemroduksi karya (produsen karya sastra). Dalam arti, bagaimanakah komunitas sastra memupuk potensi kreatif para sastrawannya sehingga mereka mau dan mampu berkarya dan menghasilkan karya-karya yang berguna bagi masyarakat pembaca.

Kita juga perlu bertanya lebih jauh: bagaimanakah sebenarnya keberadaan komunitas sastra dan peranannya dalam pembangunan karakter? Yang jelas, komunitas sastra yang ada di Indonesia, selain penting dalam memroduksi sastra, juga berkontribusi dalam pemberdayaan komunitas sastra yang ada, terutamanya bagi komunitas sastra yang belum eksis. Ini penting, agar komunitas sastra dapat terkelola dengan optimal.

Selanjutnya, keberadaan komunitas sastra ke masa depan, perlu diperhatikan dan dipikirkan, agar dapat menjadi produktif serta dapat menjadi penggerak dan sekaligus penguat dalam membangun karakter bangsa. Ratna (2003:1) dan Hall (1979:2) berpandangan, memang penting mengkaji komunitas sastra. Oleh karena, komunitas sastra ini masih berkait dengan upaya memahami kajian sosiologi sastra, yang pada hakikatnya merupakan sebuah paradigma yang membuka peluang bagi kajian-kajian lebih jauh berkait dengan sastra.

Seseorang yang mengkaji dengan  paradigma ini, dapat mengembangkan dan meluaskan kajiannya sampai pada kajian terkait dengan eksternal teks sastra. Riset ini memang lebih fokus menguak peranan komunitas sastra dengan produk karyanya dalam pembangunan karakter. Untuk dapat menguak peranan produk komunitas sastra, tentu saja, terlebih dahulu kita perlu memahami keberadaan komunitas sastra yang eksis di Indonesia, yang dalam penelitian ini dipergunakan sebagai perwakilan (kerepresentativan). Setelah itu, baru dilihat peranannya dalam pembangunan karakter.

Hasil riset ini, memiliki signifikansi dalam memahami komunitas sastra yang dikaji sebagai representasi komunitas sastra yang ada di Indonesia dan peranannya dalam pembangunan karakter. Selanjutnya, nantinya, hasil riset ini diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah dalam melaksanakan pembangunan karakter bangsa. Pembangunan karakter, diperlukan dalam masyarakat Indonesia. Oleh karena, masih berkait dengan kondisi manusia dan masyarakat Indonesia yang tengah mengalami persoalan mentalitas dan karakter, yang ditandai dengan masih adanya perilaku korup, ketidakjujuran, kekerasan, dan dehumanisasi.

Dengan demikian, sekurangnya ada empat hal penting yang terkait dengan komunitas sastra dalam tulisan ini. Pertama, komunitas sastra yang eksis di Indonesia cenderung meregenerasi sastrawan. Sebaliknya, kecenderungan regenerasi ini, tidak terjadi pada komunitas sastra yang belum eksis. Kedua, komunitas sastra yang eksis, tidak hanya memroduksi karya sastra, melainkan juga memproduksi karya-karya lain, serta aktivitas seni budaya kreatif lainnya. Komunitas sastra tidak hanya bergelut secara kuhusus dengan sastra semata, tetapi punya kecenderungan juga mengembangkan dengam bidang-bidang seni terkait.

Ketiga, komunitas sastra yang eksis, cenderung melahirkan sastrawan. Sastrawan yang dilahirkan, potensial menghasilkan karya-karya sastra berkualitas yang sarat kearifan lokal. Keempat, kearifan lokal masing-masing itu direvitalisasi dalam karya sastra yang diproduksi sastrawan komunitas sastra. Corak karya sastra itu,  potensial dimanfaatkan dalam pembangunan karakter.

Penulis: I.B Putera Manuaba

Berikut adalah link terkait artikel ilmiah di atas:

https://e-journal.unair.ac.id/MOZAIK/article/view/10563/0

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).