Diperlukan Metode Inovatif untuk Pemeriksaan Pembuluh Darah

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh kumparan.com

Atherosclerosis merupakan penyakit pada dinding pembuluh darah yang terjadi akibat proses yang kompleks antara penumpukan lemak, peradangan dan stress oksidatif. Proses atherosclerosis ini bisa mengenai pembuluh darah yang mana saja, dapat terlokalisasi di beberapa lokasi pembuluh darah maupun secara sistemik pada sebagian besar pembuluh darah pada tubuh manusia. Penumpukan plak di pembuluh darah akan menyebabkan penyempitan dan gangguan pada aliran darah. Lebih jauh lagi tentunya dapat menyebabkan gangguan suplai nutrisi dan oksigen ke organ tubuh. Tidak hanya itu, beberapa plak bersifat tidak stabil dan mudah lepas dan pada akhirnya terbawa melalui sirkulasi ke pembuluh darah yg lain. Jika mengenai pembuluh darah yang lebih kecil, maka dapat menyebabkan sumbatan total dan berakibat fatal, apalagi jika mengenai organ vital seperti jantung dan otak. Penyumbatan ini juga dapat terjadi pada organ perifer, misalnya pada kaki, dan dapat menyebabkan resiko terjadinya amputasi. Saat ini penyakit jantung-pembuluh darah dan stroke merupakan penyebab utama terjadinya kematian mendadak di dunia, termasuk di Indonesia.

Proses atherosclerosis ini sebenarnya memakan waktu yang cukup lama, namun bisa terjadi percepatan pada orang-orang dengan faktor resiko tertentu. Berubahnya gaya hidup masa kini seperti kurang beraktifitas fisik, diet yang kurang baik dan merokok merupakan factor resiko percepatan proses ini. Selain itu, kurang terkontrolnya obesitas, diabetes, hipertensi dan ganggguan metabolisme lipid juga berkontribusi terhadap meningkatnya atherosklerosis 

Menilik dari sifat perjalanan penyakitnya yang panjang,  sebenarnya hal tersebut memberikan kesempatan bagi kita untuk melakukan metode deteksi dini, sehingga penyakit ini bisa diterapi lebih awal. Namun sayangnya metode diagnostik yang kita miliki saat ini dapat mendeteksi penyakit pada tahapan yang lebih lanjut, pada saat mulai terjadinya gejala, bukan pada tahapan awal. 

Berdasarkan studi literature, gangguan fungsi pada pembuluh darah yang kecil dapat mendahului atau merupakan bagian dari gangguan pada pembuluh darah yang lebih besar. Sehingga pemeriksaan pembuluh darah kecil  berpotensi sebagai salah satu metode untuk deteksi dini adanya gangguan pembuluh darah lainnya yg bersifat sistemik. Pada kulit, terdapat pembuluh darah kecil yang jumlahnya sangat banyak dan berpotensi untuk mewakili pembuluh darah kecil lainnya pada tubuh. Namun sayangnya, saat ini, metode yang ada untuk mendeteksi status kesehetan dari pembuluh darah kecil tidak dapat melihat  dan mengidentifikasi secara langsung apa yang terjadi pada pembuluh darah. 

Oleh karena itu, pada penelitian ini tim kami mengembangkan metode non-invasive untuk pemeriksaan status kesehatan dan fungsi dari pembuluh darah kecil di kulit dengan menggunakan pencitraan optic dengan alat yang disebut Optical Coherence Tomography. Disamping itu, kami juga mengembangkan metode analisis yang dapat mengkuantifikasi parameter pembuluh darah secara komprehensif, sehingga kita tidak hanya dapat melihat dan mengamati struktur pembuluh darah dan perubahannya , namun juga dapat mengukur berapa diameter, kecepatan aliran darah dan kepadatan populasi pembuluh darah tersebut. Pada tahapan awal penyakit, memeriksa pembuluh darah pada kondisi basal mungkin tidak akan berbeda dengan orang sehat. Oleh karena itu, konsep dari penelitian kami adalah memberikan stress fisiologi untuk melihat kapasitas maksimal pembuluh darah untuk berdilatasi (melebar). 

Pada penelitian ini, kami mengunakan pendekatan fisiologi “pemanasan lokal” pada kulit yang akan meransang terjadinya respon lokal pada saraf dan lapisan dalam dari pembuluh darah yang disebut endotel untuk mengeluarkan zat-zat kimia tertentu seperti Nitric oxide. Respon-respon tersebut selanjutnya akan menyebabkan pelebaran dari pembuluh darah. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengujicobakan keakuratan dan reliabilitas dari metode yang kami kembangkan, karena kedua hal tersebut merupakan komponen yang sangat penting dalam konsep pengukuran yang baik.

Penelitian ini kami lakukan di laboratorium Kardiovaskular, di Australia pada  orang muda dan sehat. Dengan menggunakan Optical Coherence Tomography, kami melakukan pencitraan pada kondisi basal (istirahat) dan saat diberikan respon fisiologis pemanasan lokal. Kami juga melakukan pengukuran dengan metode konvensional yang umum dipakai untuk penelitian pembuluh darah di kulit sebagai pembanding. Lebih jauh lagi, kami juga melakukan pengujian terhadap reliabilitas dari metode ini, dengan mengulang test yang sama pada hari yang berbeda.

Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa metode pencitraan yang kami lakukan mampu untuk mendeteksi pembuluh darah di kulit pada kondisi basal maupun responnya saat kami lakukan pemanasan lokal dengan visualisasi yang baik dan akurat. Jika dibandingkan dengan alat konvensional yang lebih sering dipakai, metode kami menunjukkan hasil dan reliabilitas yang lebih baik. Selain itu, hasil yang didapat memberikan gambaran respons pembuluh darah yang lebih komprehensif.

Penulis: Raden Argarini

Informasi lebih detail mengenai penelitian kami dapat dilihat pada tautan berikut  : https://insights.ovid.com/pubmed?pmid=30688767 (perlu berlangganan/berbayar untuk artikel lengkap)

Smith KJ, Argarini R, Carter HH, Quirk BC, Haynes A, Naylor LH, McKirdy H, Kirk RW, and McLaughlin RA. Novel noninvasive assessment of microvascular structure and function in humans. Medicine & Science in Sports & Exercise 51: 1558-1565, 2019. doi: 10.1249/MSS.0000000000001898

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).