Tanggapi Cerita Viral DS Teater Pentaskan “Seret Desa Penari”

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Para Pemeran Teater Seret Desa Penari yang tampil pada acara malam inagurasi VOD 2019. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Masih terkait dengan serunya malam inagurasi Viva Outer Division (VOD) 2019. Acara yang diselenggarakan oleh Departemen PSDM Keluarga Mahasiswa PSDKU Banyuwangi itu berlangsung sangat meriah. Kemeriahan tersebut didukung oleh kekayaan budaya Banyuwangi yang ditampilkan oleh para mahasiswa yang bertugas.

Diantara sekian banyak kesenian yang ditampilkan, satu hal yang begitu menarik adalah penampilan dari Dakon Sinematografi (DS) Teater PSDKU. Menanggapi cerita yang sempat viral di Banyuwangi, yakni terkait KKN Desa Penari, DS Teater mementaskan drama yang berjudul “Seret Desa Penari”.

Drama tersebut mengangkat kekayaan budaya yang dimiliki Banyuwangi. Di dalam lakonnya tidak hanya terdapat akting dari para pemain, akan tetapi juga menampilkan beberapa tarian khas Banyuwangi, seperti sabuk mangir dan jaran goyang. Serta tak ketinggalan gamelan khas Banyuwangi yang menjadi pengiringnya.

Pementasan tersebut mengisahkan seorang pemuda yang berprofesi sebagai petani (Narto) dan jatuh cinta kepada kembang desa. Akan tetapi perasaan tersebut ditolak oleh sang kembang desa yang bernama Ellena. Narto yang kesal akan hal itu pun akhirnya menggunakan ilmu pelet untuk mendapatkan Ellena.

Pagelaran tersebut mendapatkan apresiasi yang sangat baik dari para penonton. Zulfa Masyruroh salah satu mahasiswa baru dari Program Studi Akuntansi mengatakan bahwa pementasan drama yang dibawakan oleh DS Teater sangat memukau. Menurutnya, judul yang dipilih pas sekali dengan kondisi saat ini.

“Dimana sedang viral cerita mengenai KKN Desa Penari, namun DS Teater mampu memanfaatkan cerita yang viral tersebut menjadi pementasan yang sangat memukau,” terangnya dalam memuji penampilan DS Teater Minggu malam (15/9).

Senada dengan Zulfa, April mahasiswa yang memerankan sosok Ellena, mengatakan bahwa pertunjukan ini terinspirasi dari kisah yang viral tentang KKN Desa Penari dan semangat pengurus untuk mengenalkan budaya Banyuwangi.

“Kita ini kan mayoritas dari Banyuwangi, maka sudah kewajiban kita untuk memperkenalkan budaya Banyuwangi kepada mahasiswa baru yang berasal dari luar daerah. Karenanya kami tampilkan juga tarian khas Banyuwangi di dalamnya,” ujarnya.

Selain bertujuan mengenalkan budaya daerah, lanjut April, sebenarnya pementasan ini juga bertujuan untuk melatih mahasiswa agar responsif terhadap permasalahan lingkungan sekitar.

 “KKN Desa Penari itu kan masih belum terjawab nyata tidaknya dan dimana tempat pastinya. Tetapi sebagai mahasiswa kita harus responsif terhadap permasalahan sekitar. Walaupun belum tentu itu di Banyuwangi, kita tetap mengenalkan bahwa memang di Banyuwangi terkenal dengan ajian pengasihan seperti Jaran Goyang, Sabuk Mangir, dan Semar Mesem,” pungkas April. (*)

Penulis: Dian Pratama

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).