Pengobatan Tradisional Berpotensi Menjawab Tantangan MEA

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
PROF. Dr. Ir. Suhariningsih saat memaparkan materinya kepada para peserta yang hadir. (Foto : Nikmatus Sholikhah)

UNAIR NEWS – Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah sebuah integrasi perekonomian antar negara-negara di ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas. Hadirnya MEA tidak hanya membuka perdagangan barang bebas, tetapi juga meningkatkan kebutuhan tenaga kerja profesional. Indonesia tergolong sebagai salah satu negara yang masih membutuhkan sekitar 12.500 tenaga kerja di bidang Pengobatan Tradisional (BATTRA).

Prof Dr. Ir. Suhariningsih, kepala program studi D4 BATTRA Fakultas Vokasi Universitas Airlangga (UNAIR) pada Sabtu (14/09/2019) lalu menjelaskan bahwa minimnya tenaga BATTRA merupakan tugas tersendiri bagi mahasiswa D3 maupun D4 BATTRA UNAIR. Hal itu dikarenakan hanya sedikit perguruan tinggi Indonesia yang membuka program studi tersebut.

“Tantangan ini tentu menjadi peluang besar bagi mahasiswa BATTRA UNAIR untuk mengisi kurangnya tenaga kerja bagian BATTRA. Kalau bukan kita yang bergerak, maka tenaga asing akan menguasai dunia BATTRA di Indonesia,” jelasnya.

Prof Suhariningsih juga menjelaskan bahwa untuk mempersiapkan tenaga kerja yang profesional, mahasiswa BATTRA UNAIR harus lulus dan mendapakan dua sertifikat, yaitu sertifikat dari UNAIR dan BSNP serta tersertifikaksi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) UNAIR. Selain itu, mereka juga harus menguasai empat kompetensi dasar, yaitu akupuntur (pengobatan tradisional dengan penusukan jarum ke titik-titik tertentu tubuh manusia), pijat, herbal, dan nutrisi.

Lebih lanjut, Ketua SP3T UNAIR itu memaparkan tentang bagaimana Indonesia berpotensi besar dalam penyediaan obat-obat tradisional di Indonesia. Pasalnya, sebagai negara tropis Indonesia memiliki potensi bagus dalam menyediakan berbagai tanaman obat. Namun sayangnya, perkembangan BATTRA di Indonesia masih lamban jika dibandingkan negara-negara lain.

“Potensi ini jika dikembangkan dengan baik akan menghasilkan berbagai obat herbal dan bisa dijadikan sebagai pemasukan ekonomi yang cukup bagus bagi Indonesia dalam menghadapi MEA,” tuturnya dalam BATTRA Exciting in Educating and Profession (BAXIE).

Dalam penjelasannya, Prof Suhariningsih juga berharap bahwa mahasiswa lulusan BATTRA nantinya mampu mengembangkan usaha herbal. Dia memaparkan tentang empat hal yang harus disiapkan untuk memulai usaha, diantaranya yaitu: perizinan dari BPOM, kualitas obat dan jamu herbal yang diperjual belikan, pelayanan yang baik dalam menanggapi berbagai pertanyaan konsultasi dari pembeli, dan membuktikan bahwa jamu yang diproduksi terbukti mampu mengobati berbagai penyakit.

Penulis : Nikmatus Sholihah

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).