Tiap Satu Jam, Satu Orang Bunuh Diri di Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Partisipan nyalakan lilin sebagai peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia 10 September 2019 (Foto: Fida Aifiya)

UNAIR NEWS – Tanggal 10 September ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia. Sesuai dengan anjuran WHO, pada Selasa, 10 September 2019, Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa Program Studi Psikiatri Fakultas Kedokteran (FK) UNAIR-RSUD Dr. Soetomo menyelenggarakan acara menyalakan lilin sebagai peringatan hari pencegahan bunuh diri sedunia.

Acara yang diselenggarakan di lapangan depan FK UNAIR tersebut dihadiri oleh Prof. Dr. David Sontani Perdanakusuma dr., Sp.BP-RE(K) sebagai Wakil Dekan I FK UNAIR, dr. Nalini Muhdi, Sp.KJ(K) sebagai Kepala Departemen Kedokteran Jiwa RSUD Dr. Soetomo sekaligus perwakilan Indonesia untuk International Association for Suicide Prevention (IASP), jajaran guru besar, dokter spesialis kejiwaan, Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), dokter muda, pers, mahasiswa, dan masyarakat.

Dalam sambutannya, dr. Nalini menyampaikan bahwa tiap satu jam di Indonesia ada satu orang melakukan bunuh diri. Tren kecenderungan bunuh diri meningkat dari tahun ke tahun. Awal September 2019 saja, sudah ada tiga mahasiswa di Indonesia meninggal akibat bunuh diri. Bunuh diri menjadi penyebab terbesar kedua meninggalnya penduduk usia 15-29 tahun.

“Tentu sangat disayangkan kalau kita kehilangan orang-orang di usia produktif, yang sudah dibesarkan oleh keluarganya, tapi berakhir demikian,” ungkap Prof. David dalam pidatonya.

Bunuh diri sebenarnya dapat dicegah. Berdasarkan penelitian, setidaknya 80 persen kasus bunuh diri sebenarnya dapat dihentikan dengan intervensi. Artinya, jika ada orang yang peduli pada korban, besar kemungkinan bunuh diri tidak akan terjadi.

Selepas sambutan, lilin dinyalakan tepat pada pukul 20.00 WIB sesuai anjuran WHO. Sebuah puisi dibacakan oleh survivor bunuh diri, kemudian dilanjutkan dengan doa bersama. Suasana khidmat mengenang serta mendoakan semua yang gugur karena bunuh diri, yang selamat dari bunuh diri, dan semua yang berjuang melawan depresi dan pikiran bunuh diri (suicidal thoughts).

Seorang peserta, Ita, mengungkapkan bahwa ia menghadiri acara menyalakan lilin untuk peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia tersebut untuk mengenang sepupunya yang gugur melawan suicidal thoughts-nya. Ita berharap, acara seperti ini dapat membuat orang lebih peduli, sehingga angka bunuh diri dapat ditekan. (*)

Penulis: Fida Aifiya

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).