Nur Baharia Marasabessy, Selesaikan Disertasinya dengan Angkat Penelitian Imunitas Suku Nuaulu

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Nur Baharia, wisudawan terbaik S3 FKMUNAIR periode September 2019. (Ilustrasi: Feri Fenoria)

UNAIR NEWS – Berasal dari Maluku Tengah, mengabdi sebagai dosen di Poltekkes Kemenkes Maluku hingga akhirnya mendapatkan bantuan biaya pendidikan dari Kemenkes RI membuat Dr. Nur Baharia Marasabessy, S.ST., M.Kes dapat menempuh program S3 Kesehatan Masyarakat di FKM UNAIR. Wanita yang akrab disapa Nur itu juga berhasil lulus dengan IPK tinggi yaitu 3,94.

Tidak seperti kacang yang lupa pada kulitnya, Nur memilih topik disertasi yang melibatkan daerah asalnya. Yaitu terkait Perilaku Berburu, Local Knowledge dan Keseimbangan Imunitas (TNF α/IL-10) pada Masyarakat Adat Suku Nuaulu di Daerah Endemis Malaria Pulau Seram, Maluku Tengah.

Topik yang dibahas pada penelitian itu adalah terkait imunitas masyarakat Suku Nuaulu di Pulau Seram Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku yang jarang menderita malaria walaupun tinggal di daerah endemis dan mempunyai kebiasaan yang berisiko menderita malaria. Salah satu kebiasaan masyarakat yang ditelusuri dalam penelitian itu adalah perilaku berburu dan local knowledge masyarakatnya.

“Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata imunitas masyarakat Suku Nuaulu adalah baik karena perbandingan kadar sitokin pro-inflamasi (TNF-α) dan kadar sitokin anti-inflamasi (Interleukin-10) dalam kondisi seimbang,” jelas Nur.

Disisi lain, status imunitas utamanya mempunyai kebiasaan berburu lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tidak berburu. Padahal kelompok berburu adalah kelompok yang paling berisiko menderita malaria.

Kondisi tersebut dimungkinkan karena selama perilaku berburu terdapat kebiasaan konsumsi daging dan makanan liar kaya nutrisi dan secara tidak sengaja melakukan aktivitas latihan seperti berjalan, berlari, mendaki dan memanjat. Selain itu juga karena penggunaan herbal berdasarkan local knowledge, dan terpapar dengan tersangka vector malaria secara teratur dan periodik seperti mendapat imunisasi.

“Dengan bantuan biaya yang ada dan status tugas belajar, saya akhirnya menargetkan kuliah maksimal tiga tahun. Sehingga saya harus fokus pada kuliah saja agar target saya bisa tercapai,” ucap Nur.

Nur juga tidak pernah bercita-cita untuk menjadi lulusan terbaik. Prinsipnya adalah melakukan yang terbaik. Adapun lulus dengan summa cum laude dan menjadi wisudawan terbaik adalah bonur dari Allah SWT.

“Istilah yang sudah populer itu benar. Hasil tidak akan menghianati proses,” pungkas Nur.

Penulis : Galuh Mega Kurnia

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).