Pesan Rektor UNAIR Kepada Calon Pemimpin Daerah di Era Disrupsi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak., CMA saat memberikan sambutan dalam acara diskusi pakar di Aula Amerta, Gedung Manajemen, Kampus C, pada Rabu (4/9/2019). (Foto : istimewa)

UNAIR NEWS –“Di era disrupsi, pemimpin seolah menjadi seorang kapten, yang harus menahkodai sebuah kapal layar yang kemudian dihantam ombak, diterpa angin yang sangat kencang. Tidak ada arah yang bisa dilihat, guncangannya pun juga sangat luar biasa,” tutur Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak., CMA.

Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan Diskusi Pakar bertajuk “Tantangan dan Tuntutan Calon Kepala Daerah di Era Disrupsi” di Aula Amerta Kantor Manajemen Kampus C UNAIR. Dalam kesempatan tersebut, Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., MT., Ak., CMA berkesempatan memberikan pesan kepada para calon pemimpin daerah.

Prof. Nasih mengungkapkan bahwa pemimpin di masa depan harus memiliki kerendahan hati. Untuk bisa membaca fenomena-fenomena yang ada, dibutuhkan kerendahan hati yang kuat.

“Kita tentu tidak ingin memiliki pemimpin-pemimpin yang congkak dan sombong, yang karena kesombongannya yang bersangkutan tidak bisa menjalankan amanahnya dengan baik,” ungkapnya.

Menurutnya Jawa Timur dan atau semua pemerintah daerah perlu dipimpin oleh orang-orang yang tidak hanya kuat di satu bidang, akan tetapi juga harus kuat di segala bidang. Seorang pemimpin setidaknya harus memiliki tiga kekuatan utama yaitu kekuatan iman, imun, dan imron (kekuatan mengendalikan hawa nafsu).

“Inilah yang menurut saya dibutuhkan oleh kita semuanya, agar para pemimpin bisa mengarahkan dan mendorong kapalnya menuju sasaran yang tepat,” imbuhnya.

Prof. Nasih menuturkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki empat kemampuan “Great Leadership”. Ialah humble (rendah hati), adaptable (mudah beradaptasi), visionary (visioner), engaged (melibatkan semua pihak).

“Adaptif yang berarti mengikuti perubahan lingkungan, menjadi kunci penting bagi seorang pemimpin yang akan sukses memimpin di daerahnya masing-masing,” ungkapnya.

Prof. Nasih ingin para kandidat nantinya menjadikan pancasila sebagai indikator keberhasilan pembangunan. Di dunia ada Sustainable Development Goals (SDGs) yang berarti tujuan pembangunan berkelanjutan. Dari SDGs ini kemudian bisa ditarik menjadi sangat lokal, yaitu tujuan pembangunan yang berdasarkan Pancasila.

“Pondasinya pancasila, dasarnya pancasila, pilarnya pancasila, orientasi dan tujuannya juga terbingkai dalam nilai-nilai yang ada dalam pancasila. Sehingga satu kesatuan pancasila menjadi sangat utuh,” imbuhnya.

Prof. Nasih berpesan bahwa seorang pemimpin harus memiliki tiga essential behaviours (perilaku penting). Ialah Hyperawareness (kepedulian yang tinggi), informed decision making (pembuatan keputusan berdasarkan informasi), dan fast execution (eksekusi cepat).

Lebih lanjut, Prof Nasih menuturkan ada tiga hal penting yang harus diperhatikan agar masyarakat bisa memperoleh pemimpin yang diinginkan. Ialah opportunity for all (kesempatan untuk semua orang), fair competition (persaingan yang adil) dan no money politic (tidak ada politik uang).

Money politic bisa merusak segalanya dan harus segera dimusnahkan,” tambahnya.

Pembangunan bisa dilakukan dengan sebaik-baiknya apabila kita bisa menemukan putra putri terbaik di negeri ini. UNAIR HEBAT akan menghasilkan lulusan yang HEBAT (Humble, Exelent, Agile, Brave, and Transcendent).

“Dengan HEBAT dan dipimpin oleh orang-orang hebat, Jawa Timur akan menjadi lebih maju lagi di masa yang akan datang,” pungkasnya. (*)

Penulis : Sandi Prabowo

Editor    : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).