Mengenal Lebih Jauh Passion Diri

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Berdit Zanzanbela (kanan) bersama Alfian Khomari moderator seminar nasional Airlangga Management Marketing Expo 2019 pada Sabtu (31/8/19) di Aula Kahuripan Kampus C UNAIR. (Foto; Asthesia Dhea)

UNAIR NEWS Passion menjadi bagian penting dalam kehidupan seseorang, terutama dalam mencapai keberhasilan. Tapi tidak semua orang dapat menemukan passion diri dengan cepat. Bahkan banyak yang masih terombang-ambing mengenal passion diri mereka. Hingga berjalannya waktu sebagian orang masih bingung dengan passion yang masih terpendam.

Oleh karena itu, Himpunan Mahasiswa Program Studi Manajemen Pemasaran Fakultas Vokasi Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan seminar nasional Airlangga Management Marketing Expo (AIMMEX) 2019 pada Sabtu (31/8/19) di Aula Kahuripan Kampus C UNAIR. Seminar tersebut mengambil tema “Find Your Passion nd Ready To Be An Entrepreneur In Era 4.0”.

Seminar tersebut mengundang pembicara passion enthusiast Berdit Zanzabela. Ia menjelaskan bahwa masih banyak orang yang belum sadar apa passion itu sebenernya. Dengan berjalannya waktu, passion belum tentu dapat ditemukan.

Zanza, sapaan karibnya, menambahkan bahwa passion yang telah ditemukan dan ditekuni dapat menjadi sebuah profesi yang menguntungkan.

“Teman saya ada juga fokusnya game, gamers gitu. Dia resign dari kantornya, gabung di club yang bassic-nya game, ikut international club juga. Nge-game setiap hari, dan setiap hari dia dapat saldo dalam hitungan dollar ke rekeningnya. Jadi dia mendapatkan keuntungan dari game-nya itu,” ujar Zanza.

Menurut mahasiswa S2 Media dan Komunikasi UNAIR itu, hobi, passion, dan cita-cita, adalah tiga hal yang berbeda. Hobi menurut Zanza merupakan sesuatu yang mungkin sederhana tapi menyenangkan dan bisa dilakukan walaupun usai kerja seharian.

Hobi menjadi setingkat lebih tinggi lagi ke passion dengan berbagai cara yang mengeksplore. Ada sesuatu yang menantang di diri sendiri meskipun tidak dilombakan.

“Dia pengen challenge dirinya sendiri meskipun tidak ada unsur kompetisi dan dia meng-improve. Ada unsur inovasinya di situ,” tuturnya.

“Jadi misalkan hobi ya sudah senang aja. Kalau ada waktu luang saya lakukan, kalo nggak ya sudah nggak. Sebatas menghibur diri. Ada sesuatu yang ingin menggantungkan sampai tingkat lebih tinggi dari pada sekadar senang-senang. Dia ingin challenge dirinya sendiri. Rata-rata dari passion itu, baru deh, ‘oh iya ya kayaknya aku bisa deh jadi atlet basket’. Biasanya akan menjadi profesi yang spesifik,” tambahnya.

Selain itu, ada orang yang tipikalnya berbeda-beda. Seperti ada orang yang hobi, passion,dan cita-cita sama dan ada pula hobi, passion, dan cita-cita tidak berkaitan satu sama lain. Zanza menambahkan, berprofesi seperti apapun dapat dicari celahnya walaupun itu 1 persen, 2 persen, ataupun nol koma berapa persen dari apa yang disukai.

Bagi Zanza, passion akan menjadi obat sebagai hiburan, selain sebagai profesi yang menguntungkan. “Passion akan menjadi obat, akan mengembang yang menyenangkan, lelah letih mengeluarkan uang yang banyak tapi kalau puas semua akan terbayar,” pungkasnya. (*)

Penulis: Asthesia Dhea C.

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).