Memahami Fenomena “Bullying” di Kalangan Remaja Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Nusantaranews

Salah satu bentuk kekerasan fisik dan emosional yang paling umum pada anak-anak dan remaja adalah perundungan atau bullying. Bullying di kalangan remaja adalah masalah global dan diketahui secara luas berdampak negatif pada para korban. Bullying mengacu pada penindasan atau perilaku agresif dengan niat untuk menyakiti atau menyalahgunakan orang lain dalam tindakan berulang dan melibatkan ketidakseimbangan kekuatan. Penindasan yang terjadi di lingkungan sekolah membutuhkan perhatian yang lebih besar karena sekolah adalah tempat bagi remaja untuk melakukan proses pembelajaran formal dan, oleh karena itu, mempengaruhi kualitas hidup untuk generasi mendatang.

Indonesia adalah salah satu negara yang diduga masih mengalami angka kejadian bullying cukup tinggi, seperti perilaku intimidasi di kalangan remaja, meskipun data akuratnya amsih belum diketahui. Sebanyak 40% remaja telah diintimidasi di sekolah dan 32% melaporkan bahwa mereka telah menjadi korban kekerasan fisik. Hasil survei Kementerian Sosial Indonesia pada tahun 2013 menunjukkan bahwa satu dari dua remaja pria (47,45%) dan satu dari tiga remaja wanita (35,05%) dilaporkan mengalami intimidasi. Data lebih lanjut dari Survei Kesehatan Siswa berbasis Sekolah Global (Global School-based Student Health Survey/GSHS) 2015 menunjukkan bahwa 24,1% remaja pria dan 17,4% remaja wanita telah mengalami intimidasi.

Beberapa penelitian telah menyoroti faktor-faktor berikut yang berhubungan dengan bullying: faktor demografi, faktor sosial, faktor gaya hidup dan kondisi hidup dan kerja. Penelitian sebelumnya di Indonesia melaporkan bahwa bentuk intimidasi yang paling banyak dialami oleh remaja adalah intimidasi verbal. Terlepas dari meningkatnya prevalensi remaja yang diintimidasi di Indonesia, hanya sedikit yang diketahui tentang faktor-faktor apa yang mempengaruhi individu yang menjadi korban intimidasi menggunakan data nasional. Memahami faktor individu dapat membantu mengenali situasi nyata yang dihadapi oleh remaja yang diintimidasi. Oleh karena itu, kami melakukan penelitian untuk menyelidiki faktor-faktor yang terkait dengan korban bullying di kalangan remaja di Indonesia berdasarkan data sekunder dari GSHS 2015.

Penelitian ini menggunakan desain korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Data diperoleh dari Survei Kesehatan Indonesia (GSHS) 2015 yang berbasis Sekolah Global Indonesia. Sebanyak 9969 remaja di sekolah dipilih dengan probabilitas proporsional dengan metode ukuran dan pengambilan sampel sistematis. Variabel yang dianalisis pada penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, perilaku merokok, konsumsi alkohol, teman dekat dan perasaan kesepian. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner GSHS 2015. Analisis chi-square (χ2) dan uji regresi logistik ganda dilakukan untuk menentukan signifikansi setiap variabel. Bullying dalam penelitian ini mencakup berbagai bentuk intimidasi verbal, sosial, dan fisik. Ini termasuk tindakan buruk dan tidak menyenangkan oleh seorang siswa atau sekelompok siswa kepada siswa lain yang tidak berdaya, seperti menghina, terlalu banyak menggoda dengan cara yang buruk, memukul atau meninggalkan seseorang dengan sengaja.

Hasil riset ini menunjukkan prevalensi tinggi korban bullying (19,9%) dilaporkan di kalangan remaja Indonesia di sekolah. Faktor usia, jenis kelamin, alkohol, merokok, dan kesepian menunjukkan hubungan positif dengan kejadian bullying. Studi ini memberikan data awal untuk menginformasikan pembuat kebijakan tentang prevalensi dan faktor yang berkorelasi dengan bullying. Meningkatkan kesadaran publik tentang tindakan intimidasi dan pencegahan di kalangan siswa, remaja lain, orang tua atau keluarga, serta masyarakat pada umumnya harus dipromosikan. Berfokus pada membangun lingkungan anti-intimidasi di sekolah mungkin berguna untuk mengurangi prevalensi intimidasi. Intervensi yang tepat perlu dilakukan oleh berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan program anti-intimidasi diimplementasikan di semua sekolah.

Penulis: Ferry Efendi, S.Kep., Ns., M.Sc., Ph.D.

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.degruyter.com/view/j/ijamh.ahead-of-print/ijamh-2019-0064/ijamh-2019-0064.xml Ah Yusuf, Aziz Nashiruddin Habibie, Ferry Efendi, Iqlima Dwi Kurnia, Anna Kurniati. 2019 ‘Prevalence and correlates of being bullied among adolescents in Indonesia: results from the 2015 Global School-based Student Health Survey’, International Journal of Adolescent Medicine and Health. De Gruyter.

doi: 10.1515/ijamh-2019-0064

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).