Dosen FH dan FPK UNAIR Bantu Masyarakat Temukan Solusi Tingginya Harga Pakan Ikan di Desa Sumberrejo

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Dr. Iman Prihandono, SH., MH., LL.M., Ph.D (kiri), Ir. Agustono, M.Kes (kanan) saat memberikan pelatihan pembuatan pakan ikan di Desa Sumberrejo Kulon. (Foto : istimewa)

UNAIR NEWS – Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi hasil perikanan tinggi. Salah satu andalan perikanan Indonesia adalah budidaya perikanan darat. Data KKP menunjukkan rata-rata jumlah konsumsi ikan secara nasional selalu meningkat setiap tahunnya.

Menurut KKP, target perikanan budidaya di tahun 2019 sebesar 19 juta ton. Sedangkan, data sementara menunjukkan, hingga triwulan I 2019 budidaya perikanan mencapai sekitar 4 juta ton. Angka itu menunjukkan kenaikan sebesar 10 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Sayangnya, peternak ikan budi daya air tawar masih menghadapi masalah tingginya harga pakan ikan. Hal ini membuat petani perikanan rakyat seringkali merugi, karena harga jual ikan yang tidak sesuai dengan biaya pakan yang sudah dikeluarkan.

Supriyadi, koordinator peternak ikan gurame, lele dan patin di Desa Sumberrejo Kulon, Tulungagung mengeluhkan harga pakan ikan pabrikan seringkali naik turun tidak menentu. Hal itu berpengaruh besar terhadap keputusan peternak.

“Seringkali peternak ikan harus menunda menjual ikan bila harga ikan segar di pasar sedang turun, hal ini untuk mencegah kerugian yang lebih besar,” ungkapnya.

Dr. Iman Prihandono, SH., MH., LL.M., Ph.D, ahli Hukum Bisnis dan HAM dari Fakultas Hukum UNAIR mengatakan, peternak skala kecil seringkali berada dalam posisi yang tidak diuntungkan. Hal itu dikarenakan pemerintah tidak memungkinkan untuk mengatur harga pakan, maupun harga jual ikan.

“Kedua harga itu sangat sulit diprediksi karena informasi atas keduanya dipegang oleh perusahaan dan tengkulak,” ujarnya.

Mensiasati hal tersebut, peternak ikan mulai beralih ke pakan mandiri. Diantaranya dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia di sekitar kolam budi daya. Sementara itu, Ir. Agustono, M.Kes, dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan UNAIR mengatakan, penggunaan bahan lokal diharapkan dapat tetap memperhatikan beberapa hal penting.

“Komposisinya harus sesuai agar tetap bisa bermanfaat bagi pertumbuhan ikan,” tambahnya.   

Untuk itu, Dosen Fakultas Hukum bekerjasama dengan Fakultas Perikanan dan Kelautan UNAIR mengadakan pengabdian masyarakat berupa pelatihan pembuatan pakan ikan dari bahan lokal. Kegiatan itu bertempat di Desa Sumberrejo Kulon, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung, pada Kamis (29/08/2019). Lokasi itu dipilih karena Desa Sumberrejo Kulon merupakan salah satu sentra utama pemasok kebutuhan ikan air tawar di Jawa Timur.

Ada sebanyak 20 orang peternak ikan mengikuti pelatihan itu. Kegiatan diawali dengan pemberian materi dan dilanjutkan dengan praktik langsung mencampur bahan-bahan dan membuat pakan dengan alat. Dengan keterampilan pembuatan pakan mandiri, Ir Agustono berharap peternak dapat terus berproduksi dan menjual hasil budidaya meskipun harga pakan mengalami kenaikan.

“Bahan pakan ikan yang paling penting adalah tepung ikan, ini diperlukan untuk memenuhi kadar protein dalam pakan. Untuk kedelai dapat diganti dengan jagung, daun talas, katul dan bahan lokal lainnya” tutur Ir. Agustono.

Sementara itu Iman menuturkan bahwa peternak perlu meningkatkan kapasitas produksi pembuatan pakan mandiri agar tidak mengalami ketergantungan pada pakan pabrikan. “Peternak dapat berhimpun dalam koperasi usaha bersama pembuatan pakan mandiri, dan kami siap membantu proses pendiriannya bila diperlukan,” pungkasnya.

Penulis : Iman Prihandono

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).