Digitalisasi Pemeriksaan untuk Evaluasi dan Edukasi Pasien Periodontal

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi pemeriksaan gigi. (Sumber: Lifestyle Okezone)

Penyakit  periodontal  merupakan  penyakit rongga  mulut  yang  menempati  urutan  pertama dalam catatan buku rekor dunia tahun 2001 sebagai penyakit  yang  paling  sering  dialami  manusia. Data  penelitian  Global Burden of Disease  tahun 1990-2010 menunjukkan bahwa  periodontitis  berat  (severe  periodontitis) merupakan  penyakit  dengan  prevalensi  tertinggi keenam (11,2 persen) dan diderita oleh sekitar 743 juta jiwa  di  dunia  serta  mengalami  peningkatan prevalensi  sebesar  57.3 persen  dalam  kurun  waktu  10 tahun. Secara  global,  kerugian  akibat  berkurangnya produktivitas  karena  periodontitis  berat  di perkirakan mencapai 53,99 juta dolar Amerika per tahunnya.

Perkembangan pengetahuan mengenai penyakit periodontal terkait patogenesa, pemetaan bakteri, dan pemahaman mengenai peran host dalam patogenesa penyakit serta klasifikasi penyakit periodontal telah banyak dipelajari. Hubungan antara penyakit periodontal dengan kelainan sistemik juga sudah banyak diteliti. Namun, di balik kemajuan pengetahuan akan penyakit periodontal, prevalensi dari periodontitis terutama di Indonesia masih terbilang tinggi. Data RISKESDAS 2018 menunjukkan persentase kasus periodontitis di Indonesia sebesar 74,1 persen.

Meningkatnya akses masyarakat terhadap materi terkait kesehatan gigi akibat perkembangan teknologi, selain mendatangkan manfaat dalam penyebaran informasi kesehatan gigi dan mulut juga memberikan dampak semakin kritisnya pasien dalam menerima setiap informasi kesehatan yang kita sampaikan. Oleh karena itu, perlu adanya penjelasan berbasis data dan bukti, baik dalam edukasi ataupun evaluasi hasil perawatan terhadap pasien dengan kelainan periodontal.

Periodontal chart dan Periodontal Risk Assessment (PRA) merupakan produk digital yang dapat menjadi sarana bukti untuk bisa meyakinkan pasien akan pentingnya perawatan periodontal serta memberikan gambaran akan hasil perawatan yang sudah dicapai oleh pasien tersebut. Kedua metode penilaian tersebut dapat memberikan gambaran akan tanda klinis kelainan periodontal serta pada PRA dapat memprediksi potensi terjadinya kelainan periodontal dengan memperhatikan faktor resiko seperti faktor sistemik dan faktor lingkungan.

Periodontal chart dan PRA dapat diakses dengan mudah dan secara gratis pada laman website yang telah disediakan oleh Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Bern, Swiss. Untuk mengakses periodontal chart online dapat mengakses link http://www.periodontalchart-online.com/uk/index.asp dan untuk PRA dapat diakses melalui link http://www.perio-tools.com/pra/en/index.asp. Keseluruhan data dapat diakses dan disimpan dalam softfile berbentuk PDF.

Dengan membandingkan hasil periodontal chart dan PRA antar kurun waktu, praktisi dibidang kesehatan gigi akan dapat mengevaluasi perkembangan dari kondisi periodontal pasiennya. Bagi pasien, dengan adanya gambaran nyata dari kondisi periodontalnya, serta penjelasan akan dampak yang mungkin terjadi maka dapat menjadi motivasi tambahan bagi pasien untuk semakin menjaga kesehatan rongga mulutnya. Adanya data periodontal chart dan PRA dapat menjadi tambahan data dalam rekam medis pasien dan dapat menjadi penunjang bilamana data rekam medis pasien dibutuhkan untuk proses hukum maupun forensik. (*)

Penulis: I Komang Evan Wijaksana

Artikel penuh dapat dilihat pada laman:

http://ejournal.poltekkes-smg.ac.id/ojs/index.php/jkg/article/view/4032/1310

Wijaksana IKE. 2019. Periodontal Chart Dan Periodontal Risk Assessment Sebagai Bahan Evaluasi Dan Edukasi Pasien Dengan Penyakit Periodontal. Jurnal Kesehatan Gigi 6 (1): 19-25

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).