Pentingnya Pemeriksaan Dini Talasemia Pra Nikah

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Kegiatan pengabdian masyarakat Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran UNAIR berupa edukasi tentang deteksi dini Talasemia Pranikah pada kader puskesmas di Gedung PKK Tambaksari Kota Surabaya, Rabu (14/8/19). (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Talasemia merupakan kelainan genetika yang disebabkan mutasi gen, utamanya gen pada kromosom 16 yang mengontrol pembentukan rantai α (alfa) dan kromosom 11 yang mengontrol pembentukan rantai β (beta). Talasemia β merupakan suatu kelompok kelainan genetik akibat adanya mutasi missense/nonsense gen globin β dan atau delesi gen diturunkan secara autosomal resesif sehingga terjadi penurunan sintesis rantai globin β. Talasemia β (beta) sendiri terbagi dalam tiga tipe, yaitu Talasemia Mayor, Intermediate dan Minor.

Hingga saat ini, penyakit Talasemia belum dapat disembuhkan, namun dapat diringankan gejala yang ditimbulkan. Seorang penderita Talasemia Mayor menjalani transfusi darah seumur hidup dengan biaya tinggi, sebesar 300 juta per tahun untuk berat badan 20 kilogram.

Data dari Perhimpunan Orang Tua Penderita Talasemia Indonesia Cabang Jawa Timur menunjukkan adanya peningkatan jumlah penderita Talasemia tiap tahun. Hal itu karena minimnya pengetahuan masyarakat mengenai Talasemia beserta dampak yang ditimbulkan. Selain itu, terdapat kurangnya kesadaran untuk melakukan pencegahan penyakit Talasemia, yaitu melakukan skrining (deteksi dini).

Dosen sekaligus dokter Fakultas Kedokteran UNAIR-RSUD Dr. Soetomo Yulia Nadar Indrasari, dr., Sp.PK mengatakan, Talasemia merupakan kelainan genetik yang dapat diturunkan dari orang tua karier Talasemia ke anak yang dilahirkan.

“Apabila terdapat pasangan, baik laki-laki maupun perempuan sama sama karier Talasemia kemudian keduanya menikah, maka akan ada anak yang menderita Talasemia,” ungkap Sari.

Menyambung sifat dari Talasemia, Sari menjelaskan betapa pentingnya edukasi mengenai deteksi dini Talasemia, utamanya pagi pasangan yang akan menikah.

“Karena Talasemia yang sifatnya diturunkan dari orang tua yang karier talasemia dan dilakukannya tranfusi seumur hidup bagi penderita Talasemia Intermediate dan Mayor menjadi alasan pentingnya edukasi dini Talasemia pra nikah,” imbuhnya.

Sari menuturkan bahwa biaya yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan atau skrining Talasemia cukup terjangaku dan dapat ditemukan di fasilitas kesehatan seperti puskesmas.

”Untuk skrining biayanya tidak mahal dan bisa dilakukan di fasilitas laboratorium puskesmas yang bekerjasama dengan dinas kesehatan kota terkait,” ucap dokter spesialis patologi klinik tersebut.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan pemahaman kepada para kader  puskesmas dengan harapan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat awam mengenai pentingnya deteksi dini Talasemia. Hal tersebut ditindaklajuti dr. Sari selaku Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran UNAIR beserta anggota dengan melakukan edukasi tentang deteksi dini Talasemia pranikah pada kader puskesmas di Gedung PKK Tambaksari, Kota Surabaya, Rabu (14/8/19).

“Harapannya, kader puskesmas mendapatkan informasi pentingnya pemeriksaan dini Talasemia pra nikah untuk diteruskan kepada masyarakat awam,” pungkasnya. (*)

Penulis : Faisal Dika Utama

Editor. : Binti Q Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).